News

Belajar dari Praktik Baik Daerah Lain, BSKDN Kemendagri Ajak Bone Bolango Perkuat Inovasi Lokal Hingga Zero Waste Management

Jakarta- Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melakukan audiensi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone Bolango Provinsi Gorontalo terkait capaian Indeks Inovasi Daerah (IID) sekaligus mendorong penguatan inovasi berbasis potensi lokal. Audiensi ini berlangsung di Ruang Video Conference BSKDN pada Selasa, 26 Agustus 2025.

Kepala BSKDN Kemendagri Yusharto Huntoyungo dalam arahannya menegaskan pentingnya menjadikan potensi lokal sebagai fokus pengembangan inovasi daerah. Menurutnya, praktik baik dari berbagai daerah di Indonesia dapat dijadikan inspirasi, namun perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik masyarakat Bone Bolango.

Lebih lanjut Yusharto mengatakan, inovasi yang baik lahir dari masalah nyata di lapangan. Menurutnya, Bone Bolango dapat belajar dari daerah lain, misalnya Wonogiri yang melibatkan perangkat desa dan universitas untuk mencetuskan inovasi, atau Probolinggo yang berhasil mengolah sampah menjadi pupuk sehingga daerahnya lebih hijau.

“Perangkat desa ini juga bisa mulai mencetuskan inovasi, apa yang mereka pikirkan di tingkat desa disampaikan kepada dinas-dinas yang terkait di kabupaten, misalnya inovasi terkait perikanan ya lapor ke dinas perikanan, dan seterusnya,” ungkapnya

Tidak hanya itu, dirinya juga menyoroti peluang inovasi di sektor peternakan dan pertanian di Bone Bolango. Dengan populasi ternak sapi yang cukup besar, pengembangan kandang komunal dan pemanfaatan pupuk kandang dapat menjadi terobosan yang berdampak pada ekonomi masyarakat sekaligus mendukung konsep Zero Waste Management.

Dia menegaskan, jika Bone Bolango mampu mengembangkan inovasi peternakan dan pertanian yang terintegrasi, bukan hanya masalah lingkungan yang terselesaikan, tetapi juga dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi daerah. “Dengan kandang komunal dan pengelolaan pupuk kandang dari kohe produksi peternakan sapi dan nilai jualnya jadi tinggi oke, itu diantaranya saya pikir Gorontalo, Bone Bolango, relevan dengan ini banyak populasi sapinya.” terangnya.

Sementara itu, berdasarkan hasil evaluasi, Yusharto mengatakan Kabupaten Bone Bolango mengalami fluktuasi capaian inovasi dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2021 dan 2022, Bone Bolango sempat meraih predikat Inovatif, namun turun menjadi Kurang Inovatif pada 2023 dan 2024 akibat minimnya pelaporan inovasi. Tahun 2024, hanya 7 inovasi yang tercatat, terdiri atas 6 inovasi penerapan dan 1 inovasi inisiatif.

Untuk itu, Yusharto mengimbau Pemkab Bone Bolango untuk meningkatkan pelaporan inovasi pada tahun 2025 agar nantinya dapat kembali meraih predikat inovatif. “Masih ada waktu untuk terus meningkatkan pelaporan inovasi, kami yakin kedepannya Bone Bolango akan semakin baik,” pungkasnya.

Join The Discussion