News

BBIL Diharapkan Menjadi Lab Penelitian Biota Laut Dunia

MATARAM – Balai Bio Industri Laut (BBIL) yang di kembangkan LIPI di Mataram diharapkan menjadi laboratorium penelitian biota laut yang menjadi acuan dunia. BBIL Mataram sendiri terletak di Jalan Raya Senggigi, Teluk Kodek, Desa Malaka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.

Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain saat melakukan peresmian berharap, BBIL dapat berkembang menjadi lembaga acuan dalam penelitian, pengembangan dan penerapan teknologi budidaya biota laut tingkat regional dan bahkan dunia.

“Selain potensi laut yang ada, keyakinan mampu menjadi kelas dunia karena balai ini juga memiliki peneliti-peneliti yang berkemampuan handal dan layak disejajarkan dengan bangsa-bangsa lain di dunia,” ungkapnya.

Iskandar pun yakin dan percaya bahwa keinginan dan mimpi menjadi laboratorium kelas dunia bisa segera diwujudkan asal melalui usaha dan kerja keras yang kuat. “Keyakinan ini berbekal pula dari informasi bahwa di bawah koordinasi Pusat Penelitian Oseanografi, balai tersebut telah terlibat dalam berbagai kerja sama penelitian internasional,” jelasnya.

kerja sama yang telah dijalin oleh BBIL Mataram, antara lain dengan Tropical Mariene Science Institute – National University of Singapore (NUS) Singapura, Leibniz Center for Tropical Marine Ecology (ZMT), Bremen, Jerman dan University of California, Los Angeles Amerika Serikat. “Dan menyusul lagi dengan Third Institute of Oceanography, State Oceanic Administration, Tiongkok,” lanjut Iskandar.

Pada tingkat regional, BBIL Mataram juga mengajukan diri kepada Kementerian Luar Negeri untuk menjadi pelaksana Indian Ocean Rim Association (IORA) RCSTT Coordinating Center on Marine Technology – Marine Aquaculture. Seperti diketahui bersama, pada periode 2015-2017 Indonesia menjadi Ketua IORA.

Menurut Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Rosyadi, Keberhasilan itu tidak terlepas dari keberadaan LIPI melalui satuan kerjanya yang sekarang telah naik status menjadi balai. Ia juga berharap, balai itu dapat membantu NTB dalam program percepatan, inovasi dan nilai tambah yang dicanangkan saat ini.

“Kontribusi yang diharapkan adalah teknologi budidaya kerang mutiara dan penyuntikannya bisa lebih mudah lagi. Tidak hanya para peneliti saja yang bisa melakukannya, melainkan juga merambah kepada para pembudidaya,” kata Rosyadi. (Lipi/msr)

Join The Discussion