News

Banten Jadikan Sitandu Pusat Unggulan Riset Pertanian

Serang – Pemerintah Provinsi Banten menjadikan program sistem pertanian terpadu (sitandu) seluas 20 hektare yang dikelola Dinas Pertanian (Distan) Banten, sebagai pusat unggulan riset atau “center of excellence”.

Kepala Bappeda Banten, Hudaya Latuconsina mengatakan pengembangan sitandu bukan hanya dijadikan pusat penelitian dan pengembangan budi daya tanaman menggunakan pupuk organik, tetapi harus lebih luas lagi, yakni sebagai pusat unggulan riset,”Dinas pertanian, kami harap memberikan penjelasan utuh mengenai konsep pengembangan sitandu seperti apa, sehingga jelas. Kami harap dapat menjadi pusat unggulan riset pertanian,” kata Hudaya di Serang, dikutip dari Antara, kemarin.

Ia mengatakan, dengan menjadikan sitandu sebagai tempat pusat unggulan riset, maka dampak dirasakan oleh masyarakat ke depan akan lebih memiliki fungsi ekonomi, karena penembangan centre of excellence bisa juga dikembangkan kepada pariwisata agro dan edukatif atau pendidikan.

“Sebaiknya itu menjadi centre of excellence dalam pengembangan model-model pertanian, peternakan dan holtikultura. Sekaligus bisa dikembangkan sebagai pusat penelitian dan pengembangan, serta bisa menjadi destinasi wisata agro, dan pusat edukasi bagi masyarakat,” ujar Hudaya.

Hudaya berharap, model- model pengembangan tersebut mendapatkan dukungan semua pihak, termasuk dari sisi anggaran baik dari daerah maupun pemerintah pusat.”Konsepnya harus diselesaikan oleh dinas, dan kita siap bahas. Sampai saat ini belum tuntas, sekali pun tahun lalu pernah membahas, tapi belum ada progresnya. Baik dari sisi konsep pengembangan sebagai centre of excellence maupun konsep manajemennya,” kata Hudaya.

Kepala Dinas Pertanian Banten, Agus M Tauchid mengatakan pengembangan sitandu saat ini tengah dilakukan, agar memilki manfaat yang lebih besar bagi pertanian di Provinsi Banten. Bahkan sudah memulai beberapa percobaan atau riset.”Kita akan perluas, sebaik mungkin sitandu. Ini akan dijadikan bukan hanya pada pertanian, akan tetapi peternakan, perkebunan dan holtikultura,” kata Agus. (neraca.co.id)

Join The Discussion