JAKARTA – Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian melalui Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma) kembali melepaskan dua varietas unggul baru kelapa, yaitu Kelapa Puan Kalianda (KPK) Lampung Selatan dan Kelapa Sri Gemilang Indragiri Hilir. Kelapa kopyor atau kelapa puan dikenal sebagai kelapa dengan daging buah yang tidak normal, lunak, remah, dan lepas dari tempurung. Rasanya gurih dan biasanya dikonsumsi segar, sebagai campuran es kopyor dan bahan baku es krim.
Kepala Balitpalma Ismail Maskromo menjelaskan bahwa metode pemuliaan yang digunakan dalam penelitian KPK adalah seleksi negatif, yaitu dengan menebang tanaman kelapa normal yang tumbuh di antara pertanaman kelapa puan dan seleksi pohon induk sesuai dengan kriteria produksi buah total dan jumlah buah kopyor. Pada kelapa pasang surut Sri Gemilang dilakukan seleksi pohon induk terpilih sesuai kriteria seleksi karakter produksi buah, yang dibandingkan dengan varietas unggul yang telah dirilis sebelumnya.
“Wilayah pengembangan kelapa kopyor saat ini ada di wilayah Sumatera dan Jawa namun masih memungkinkan untuk dikembangkan di wilayah lainnya, sedangkan utk kelapa Sri Gemilang berpeluang dikembangkan di wilayah yang memiiki lahan pasang surut,” kata Ismail.
Jumlah tanaman dan produksi kelapa unik ini masih terbatas, sehingga harga jualnya relatif mahal. Di pasaran bisa ditemui dengan kisaran harga Rp 25 ribu–35 ribu,-/butir, yang berarti 10 kali lebih mahal dibanding harga buah kelapa normal.
Kelapa kopyor/ puan Kalianda ini menambah jumlah varietas kelapa kopyor yang sudah dirilis sebelumnya yaitu 3 varietas Kelapa Genjah Kopyor asal Pati, Jawa Tengah dengan warna kulit buah kuning, cokelat dan hijau.
Kelapa KPK memiliki keunggulan antara lain ukuran buahnya besar, kuantitas endosperm banyak, dan kandungan lemak tidak jenuh dan asam laurat yang tinggi. Sedangkan Kelapa Sri Gemilang memiliki keunggulan dapat ditanam di lahan pasang surut, produksi tinggi dan kandungan protein tinggi. Kedua varietas kelapa ini menambah varietas kelapa unggul nusantara. Penelitian dan pengumpulan data KPK memerlukan waktu yang cukup lama antara 5 sampai dengan 12 tahun, sedangkan varietas Sri Gemilang mulai diteliti sejak tahun 2012.
Varietas KPK merupakan hasil kerjasama antara Balit Palma Balitbangtan, Dinas Perkebunan Kabupaten Lampung Selatan dan IPB. Sedangkan kelapa Sri Gemilang merupakan kerjasama Balit Palma Balitbangtan dengan Dinas Perkebunan Kab. Indrigiri. (IFR/Republika)