News

Bahas Budaya Penelitian di Indonesia, Gus Andi Bersama IQRA Siap Gelar Lokakarya Skala Nasional

Dikutip dari tribunnews.com, Indonesian Qualitative Researcher Asosiation (IQRA) akan menggelar Rakornas dan Lokakarya Nasional yang berlangsung pada 19 Maret 2019 di Universitas Matana Serpong dan DPR RI. Berdasarkan penjelasan Ketua Pelaksana acara ini, Andi Budi Sulistijanto, lokakarya akan mengupas budaya penelitian di Indonesia banyak berkembang dan diminati oleh kalangan akademisi maupun anak muda.

Acara yang diikuti oleh para peneliti dari berbagai Universitas di Indonesia ini rencananya akan dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo. Selain menjadi Ketua Pelaksana, Gus Andi akan menjadi menjadi salah satu pembicara ini menjelaskan,

“Diharpakan IQRA menjadi institusi sertifikasi bagi peneliti muda indonesia yang banyak di kampus. Kedua kita harus punya standart baku penelitian secara mudah oleh para peneliti. Kita punya banyak pakar metodologi yang bagus seperti Prof. Burhan Bungin dan lainnya,” ungkap Gus Andi.

Selain itu, lokakarya ini juga akan merumuskan standart baku penelitian. Standarisasi ini akan menjadi syarat supaya memiliki akses ke berbagai stakeholder agar kinerjanya diakui.

Andi budi menjabarkan, acara juga akan diikuti ketua umum IQRA Prof Burhan Bunging, sekjend Dr. Dedi Kurnia Syah Putra, bendhara umum Dr. H. Andi Budi dan Ketua Dewan Penasehat H. Bambang Soesatyo, MBA yang juga menjabat sebagai ketua DPR RI dan ketua Dewan Pembina IQRA Prof Dr. KH.Said Aqil Sirajd, MA yang juga ketua umum PBNU.

Gus Andi yang juga Politisi Partai Golkar ini menilai sektor pengembangan ekonomi membutuhkan data-data komprehensif agar berkembang pesat. Data itu hanya bisa diperoleh dengan penelitian.

Misalnya, di banyak negara maju, penelitian selalu menjadi andalan sebagai pijakan dalam mengambil setiap kebijakan. Karena itu, Belanda dan Amerika dan banyak negara maju lainnya yang budaya penelitiannya sudah mengakar, teknologinya dapat berkembang pesat.

Gus Andi ini mencontohkan pengembangan ekonomi masyarakat dalam sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pengembangan UMKM di masing-masing daerah memerlukan strategi khusus yang bervariasi.

“Bidang pengembagan industri kecil seharusnya bisa membuat pelaku UMKM mampu menembus pasar global. Tentu harus melalui research agar pasar bisa ditembus,” kata Calon Legislatif (Caleg) Partai Golkar untuk DPR RI Dapil Jatim 1 (Surabaya-Sidoarjo).

“Termasuk, untuk membuat kualitas produk dan pengembangan sumber daya manusianya. Apalagi tahun 2020 akan masuk dalam industri 4.0,” ujar bendahara umum IQRA (Indonesian Qualitative Researcher Asosiation) ini.

Wakil Ketua Lakpesdam PBNU ini mengungkapkan, di Surabaya dan Sidoarjo memiliki potensi UMKM yang cukup besar. Sehingga, banyak pelaku industri rumahan di Surabaya dan Sidoarjo perlu dibantu untuk pengembangan SDM dan pemasaran produknya.

Di sektor pariwisata, Indonesia memiliki potensi yang juga serupa mengingat potensi keindahan alam yang terbentang di nusantara. Potensi ini harus dikembangkan dengan baik agar membawa dampak ekonomi bagi masyarakat yang berada di sekitar tempat wisata.

“Di Amerika, NASA sebelum mencapai ruang antariksa, tentu melakukan penelitian. Penelitan tidak boleh putus harus dilakukan terus menerusaml kata Ketua DPP Partai Golkar bidang Keagamaan dan Ormas Agama ini.

“Di Belanda pun selalu research untuk mengatasi perairan supaya negara tertata rapi. Dengan kondisi air yang memadai selalu menjadi keuntungan pariwisata. Di Belanda pengaturan air baik,” lanjutnya.

Karena, kehadiran penelitian sangat penting dalam setiap pengambilan kebijakan dan program-program strategis, tokoh muda asli Surabaya Jawa Timur ini bertekad akan mengedepankan data penelitian dalam program-program legislatif jika terpilih menjadi anggota DPR RI. Karena baginya, program pemerintah harus tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat.

Join The Discussion