News

Anjing Beagles Dapat Menduga Kanker Paru-Paru

Dikutip dari republika.co.id, sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS) telah menemukan, anjing jenis beagles dapat menduga adanya kanker paru-paru dengan akurasi hampir 100 persen. Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti di Lake Erie College of Osteopathic Medicine.

 

Tim peneliti memilih tiga anjing jenis beagle untuk penelitian ini. Beagle terkenal karena indera penciumannya yang sangat baik. Mereka menghabiskan delapan minggu untuk melatih anjing sebelum melakukan tes.

Anjing-anjing itu duduk setelah mengendus sampel untuk menunjukkan apakah mereka mendeteksi kanker atau pindah ke sampel berikutnya jika tidak ada kanker yang terdeteksi.

Temuan yang dipublikasikan dalam The Journal of American Osteophatic Association menunjukkan tiga anjing mampu membedakan antara sampel serum darah yang diambil dari pasien dengan kanker paru-paru ganas dan pasien yang sehat dengan akurasi 97 persen.

Jika anjing dapat mengidentifikasi kanker paru-paru dengan aroma, maka para peneliti mengatakan ini dapat mengarah pada pengembangan bentuk screening kanker massal yang efektif, aman, dan murah.

“Kami menggunakan anjing-anjing untuk memilah-milah lapisan aroma sampai kami mengidentifikasi biomarker. Masih banyak pekerjaan di depan, tetapi kami membuat kemajuan yang baik,” ujar penulis utama studi, Thomas Quinn,DO , seperti yang dilansir Malay Mail, Selasa (18/6).

Dr. Quinn dan timnya sekarang sedang menyelesaikan tahap kedua penelitian. Anjing mengendus sampel nafas pasien untuk mengidentifikasi kanker paru-paru, kanker payudara, dan kanker kolorektal. Sejauh ini temuan menunjukkan anjing juga dapat mendeteksi kanker menggunakan metode ini.

Kanker paru-paru adalah penyebab utama kematian kanker di dunia untuk wanita maupun pria. Screening untuk penyakit kanker paru-paru mahal dan tidak selalu akurat.

“Saat ini tampaknya anjing memiliki kemampuan alami yang baik untuk melakukan screening kanker daripada teknologi kami yang paling canggih. Begitu mengetahui ini, kami mungkin bisa mengejar ketinggalan,” ujar Dr Quinn.

Join The Discussion