Dikutip dari tempo.co, Unit Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, menyampaikan surat keprihatinan terhadap meninggalnya ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Mereka pun mendorong penelitian medis terhadap kejadian ini, khususnya di daerah Jawa Timur.
Mereka mendorong dan siap bekerja sama dengan seluruh Fakultas Kedokteran di Jawa Timur, Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran di seluruh Jawa Timur, RSUD Dr. Soetomo, Rumah Sakit Universitas Airlangga dan seluruh stake holder terkait untuk melakukan penelitian medis terhadap kejadian ini khususnya di Jawa Timur.
“Dengan harapan ada bukti ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan demi kepentingan masyarakat dan bangsa,” dalam keterangan tertulis yang ditandatangani oleh Ketua Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Poedjo Hartono, Kamis 9 Mei 2019.
Mereka pun mengusulkan pemilu yang akan datang, untuk terlebih dahulu melakukan kesehatan fisik dan psikologis bagi calon petugas KPPS dengan mempertimbangkan faktor usia, faktor penyakit yang pernah diderita, terutama penyakit degeneratif, penyakit menular tertentu. Seperti TBC, paru-paru, hepatitis kronis, dan sebagainya.
Selain itu mereka juga mengusulkan adanya pelayanan kesehatan bagi petugas KPPS, memperkecil beban kerja, serta pemberian asuransi kesehatan atau kematian.
Hingga 4 Mei lalu, Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum, Arif Rahman Hakim mengatakan jumlah petugas KPPS meninggal menjadi 440 orang. “Untuk yang sakit mencapai 3.788 orang, total yang tertimpa musibah sebanyak 4.228 orang,” ujar Arif saat dihubungi, Ahad, 5 Mei 2019.
Menurut Arif, petugas KPPS yang meninggal itu tersebar di 30 provinsi. Untuk jumlah korban yang paling banyak di Jawa Barat sebanyak 111 orang. “Wilayah lain yang jumlahnya tinggi, yakni di Jawa Timur ada 39 orang, Jawa Tengah sebanyak 62 orang,” ungkap dia.