radarbojonegoro.jawapos.com, sebagian warga Desa Mertani, Kecamatan Karanggeneng, meyakini adanya perahu bernilai sejarah di Bengawan Solo. Meskipun, Moh Amam, warga desa setempat, baru bisa menunjukkan moncong (kuncup) saat kondisi bengawan surut. Sedangkan bagian bodi lainnya masih tenggelam.
Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan, Mifta Alamudin, menjelaskan, berdasarkan laporan Amam tersebut, perahu tersebut berbahan baja. Lebarnya sekitar 2 meter (m) dan panjangnya hampir 5 m.
Berdasarkan hasil penyelamatan saksi, lanjut dia, perahu tersebut tidak berkarat. Namun, terdapat bekas peluru di salah satu bagian perahu.
Selain itu, kata dia, Amam melaporkan ada dua perahu lainnya. Hanya, dua perahu itu belum diketahui detail fisiknya karena masih tenggelam.
“Sesuai keterangan saksi, untuk memastikan tentang unsur sejarahnya, kita laporkan ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Mojokerto untuk diteliti,” ujarnya.
Menurut Udin, sapaan Mifta Alamudin, tim dari kabupaten sudah meninjau ke lokasi temuan. Tim sebatas melihat saja. Hasilnya, memang ada moncong perahu. Namun, detailnya belum tahu.
Dia menuturkan, versi cerita warga, lokasi tersebut wilayah bekas pertempuran era Belanda. Bahkan, terdapat banyak peluru menancap pada pohon – pohon tua di sekitar lokasi.
Udin enggan berkomentar banyak tentang benda yang ditemukan Senin (7/10) tersebut. Apalagi, benda itu tidak berhasil dievakuasi warga setempat. “Mereka mencoba mengangkatnya dengan upaya manual, masih tidak bisa karena tertutup lumpur,” tuturnya.
Secara fisik, lanjut dia, temuan mengerucut ke benda kuno. Alasannya, masyarakat setempat tidak pernah menggunakan perahu baja untuk media transportasi. Detailnya bakal diteliti lebih jauh oleh ahlinya.
Camat Karanggeneng, Bakti, belum berani memberikan informasi terkait penemuan perahu tersebut. Apalagi, detail perahu belum diketahui karena tidak berhasil diangkat. “Memang ada laporan warga, tapi kita belum berani menindaklanjuti,” ujarnya.