Sebuah penelitian menyimpulkan konsumsi ekstra vitamin D dapat menlindungi tubuh dari flu. Juga penyakit infeksi lain.
Penelitian ini memang sudah lama diperdebatkan. Lebih dari 25 studi klinis dengan percobaan di 14 negara telah dilakukan. Hasilnya beragam antara keterkaitan vitamin D dengan pencegahan flu serta infeksi lainnya.
Hasil penelitian diterbitkan di The BMJ Medical Journal. Dihimpun dari The Guardian (15/02/17), efek ini terlihat jelas pada orang-orang yang memiliki kadar nutrisi sangat rendah. Banyak orang terutama dalam iklim cuaca yang tak menentu, kekurangan asupan vitamin D.
Banyak studi ilmiah selama bertahun-tahun telah menarik kesimpulan yang bertentangan tentang kandungan vitamin D dalam menangkal virus. Beberapa telah menunjukan bahwa kadar rendah vitamin D dapat meningkatkan risiko patah tulang, penyakit jantung, kanker kolorektal, diabetes, depresi, dan penyakit Alzheimer serta menyebabkan kematian.
Namun banyak juga penelitian ilmiah yang menyebutkan bahwa tidak ada bukti hubungan yang kuat antara vitamin D dengan mencegah risiko penyakit. Untuk mendalaminya, para peneliti dari Queen Mary Universitydi London, melakukan survei terbesar yang melibatkan hampir 11.000 orang. Mereka menemukan sebuah petunjuk mengapa suplemen ini berkerja pada beberapa orang, dan tidak berkerja sama sekali pada sebagian orang.
Intinya adalah bahwa efek penangkalan dari suplemen vitamin D baru akan berkerja dengan cepat ketika orang memiliki kadar vitamin D terendah. Ketika suplemeni diberikan secara rutin setiap minggu maupun setiap bulan dalam dosis yang lebih besar dari yang dianjurkan maka efek perlindungannya pun akan menurun.
Menurut peneliti vitamin D dinilai dapat melindungi terhadap infeksi pernafasan, termasuk bronchitis dan penumonia, dengan meningkatkan kadar peptida antibiotik seperti di paru-paru.
Penjelasan ini sesuai dengan pengamatan bahwa demam dan flu lebih sering terjadi pada musim dingin dan musim semi, ketika tingkat vitamin D lebih rendah dari biasanya. Hal ini juga dapat menjelaskan mengapa vitamin D dapat melindungi tubuh dari serangan sesak nafas, atau asma.
Dalam sebuah ulasan editorial yang diterbitkan dengan studi, peneliti ahli Mark Bolland dan Alison Avelillmengatakan bahwa vitamin D ini harus dilihat sebagai hipotesis yang membutuhkan konfirmasi ilmiah.
Louis Levy, selaku kepala ilmu gizi di Public Health England memebri perhatiannya terhadap penemuan ini. “Studi ini tidak memberikan bukti yang cukup untuk mendukung rekomendasi vitamin D untuk mengurangi risiko terkena infeksi saluran pernapasan,” tuturnya kepada Science Media Centre di London. Sementara itu pengamat lainnya lebih optimis. ”
Untuk saat ini penelitian atas vitamin D sebagai suplemen universal dan suplemen makanan tidak bisa terbantahkan,” pungkas Dokter Benjamin Jacobs, salah satu konsultan kesehatan anak di Royal National Orthopaedic Hospital.
Asupan vitamin D dapat diperoleh dari minyak ikan, ikan salmon, telur, tahu, tempe, produk susu, hati sapi hingga jamur. Atau bisa melalui suplemen vitamin D. (IFR/DetikFood.com)