News

Ada Lubang di Atmosfer, Jadi Penyebab Mars Kini Kering?

Dikutip dari tempo.co, tim ilmuwan Rusia dan Jerman menemukan adanya lubang di atmosfer Mars, yang menguapkan air ke ruang angkasa. Sebagian air juga ada yang menuju ke kutub planet.

Penemuan ini belum bisa menjawab bagaimana siklus air Mars bekerja, atau mengapa planet yang dulu basah sekarang menjadi kering.

Kehadiran uap air yang tinggi di atas Mars membingungkan karena Planet Merah memiliki lapisan tengah atmosfer yang sepertinya menghentikan siklus air.

“Atmosfer tengah Mars terlalu dingin untuk menahan uap air,” tulis para peneliti dalam studi tersebut, yang diterbitkan 16 April 2019 di jurnal Geophysical Research Letters.

Jadi bagaimana air melintasi penghalang lapisan tengah itu?
Jawabannya, menurut simulasi komputer dalam studi saat ini, ada hubungannya dengan dua proses atmosfer yang unik di  Planet Merah.

Di Bumi, musim panas di Belahan Utara dan musim panas di Belahan Selatan cukup mirip. Tapi itu tidak terjadi di Mars: Karena orbit planet ini jauh lebih unik daripada Bumi, secara signifikan belahan bumi selatan lebih dekat ke matahari selama musim panas. Akibatnya, musim panas di bagian selatan jauh lebih hangat daripada musim panas di utara.

Ketika itu terjadi, menurut simulasi para peneliti, sebuah jendela terbuka di atmosfer tengah Mars antara 60 dan 90 kilometer di ketinggian, yang memungkinkan uap air melewatinya dan melarikan diri ke atmosfer bagian atas. Kurangnya sinar matahari menutup hampir seluruh siklus air Mars.

Mars juga berbeda dari Bumi karena di Planet Merah sering terjadi badai debu raksasa. Badai mendinginkan permukaan planet dengan menghalangi cahaya, tetapi cahaya yang tidak mencapai permukaan Mars malah terjebak di atmosfer, menghangatkannya dan Menciptakan kondisi yang lebih cocok untuk memindahkan air.

Simulasi para ilmuwan menunjukkan, di bawah kondisi badai debu global, seperti yang menyelimuti Mars pada tahun 2017, partikel-partikel kecil es terbentuk di sekitar partikel debu.

Atmosfer lebih mudah daripada bentuk air lainnya, sehingga selama periode-periode itu lebih banyak air yang bergerak ke atmosfer bagian atas.

Badai debu bahkan dapat memindahkan lebih banyak air ke atmosfer bagian atas daripada musim panas selatan.

Hidrogen dalam molekul, menyebabkan hidrogen lepas ke ruang angkasa, meninggalkan oksigen.

Proses ini bisa menjadi bagian dari kisah tentang bagaimana Mars yang pernah basah berakhir begitu kering  saat ini, tulis Thiz.

Join The Discussion