JAKARTA – Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menggelontorkan dana Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) Riset untuk 2018 sebanyak Rp 1.291.526.673.999. Menurut Menteri Ristekdikti Mohamad Nasir, dana itu untuk membiayai 18.433 penelitian.
Nasir mengatakan bahwa 18.433 proposal penelitian yang dibiayai negara itu merupakan hasil seleksi atas proposal dari berbagai perguruan tinggi. “Mereka (PT) mengusulkan proposal, dari 40 ribuan proposal yang masuk, terpilih 18.433 judul dan didominasi PTN (perguruan tinggi negeri, red) terpilih,” kata Nasir di kantornya, Selasa (16/1).
Adapun 10 besar PTN yang mendominasi jumlah penelitian yang dibiayai negara secara berurutan adalah UGM dengan 573 judul, ITB (399 judul), IPB (336 judul), UI (318 judul), ITS (295 judul), UNHAS (280 judul), USU (265 judul), UNAIR (262 judul), UNPAD (232 judul), UNDIP (212 judul). Nasir menjelaskan, ada peningkatan jumlah proposal penelitian yang didanai dari APBN.
Pada APBN-Perubahan 2017, dana penetian dari negara adalah Rp 1,03 triliun. Dana itu dialokasikan untuk membiayaai 15.124 penelitian.
Sedangkan pada 2018 ada anggaran riset Rp 1,29 triliun untuk membiayai 18.433 penelitian. “Peningkatannya kurang lebih sebesar 22 persen,” sebut Nasir.
Nasir juga memerinci bidang penelitian dan jumlahnya. Yakni pangan dan pertanian sebanyak 2.708 judul, kesehatan dan obat (2.571 judul), energi dan energi terbarukan (1.018 judul), pertahanan dan keamanan (78 judul), teknologi informasi dan komunikasi (2.097 judul), kemaritiman (429 judul), kebencanaan (537 judul), transportasi (331 judul), material maju (994 judul), serta sosial humaniora (7.670 judul).
Selain itu, Kemristekdikti pada 2018 ini juga mengalokasikan dana Rp 138,83 miliar untuk membiayai 2.201 kegiatan pengabdian masyarakat. Namun, angka itu turun dibanding dana sebesar Rp 153,5 miliar yang dialokasikan pada 2017 untuk mendanai 2.288 kegiatan.
Penurunan dana itu akibat terdapat program khusus diseminasi Teknologi Tepat Guna (TTG) untuk mendukung pembangunan perdesaan di 70 lokasi. Anggarannya sebesar Rp 11,5 miliar. (IFR/jpnn.com)