TOKYO – Tidak sedikit jalan tol di Jepang yang bagian kanan dan kirinya ditembok tinggi batako dan sengaja dirembeti pohon sejenis pohon anggur yang di Jepang disebut tsuta (Parthenocissus tricuspidata).
“Perhatian bukan pada tembok karena tembok itu bisa dibuat murah sekali bahan yang sederhana. Batu murah itu hanya untuk perantara saja supaya bisa ditumbuhi tsuta rembetan pohon anggur sampai lebat menutupi semua tembok itu,” kata seorang peneliti sumber Tribunnews.com, Selasa (16/1/2018).
Ternyata pemasangan tembok untuk tsuta merupakan hasil penelitian dari Pusat Penelitian Teknologi Laboratorium Penghijauan Jalan Raya (highway) Jepang, yang dilakukan sejak tahun 1972 sampai 2002.
Ternyata tumbuhan itu bukan hanya untuk keasrian lingkungan, menghisap CO2, membersihkan udara sekitar, tetapi masih banyak fungsi lain dan keunggulan dari tsuta.
Manfaat lain selain menghasilkan anggur, bisa saja dimakan kalau berbuah.
Ternyata hasil penelitian adalah, dengan rembetan pohon tsuta yang memenuhi tembok pinggir jalan tol, kedap suara terhadap sekeliling sangat baik, sehingga rumah-rumah yang berada di samping jalan tol tidak berisik lagi.
Suara keributan jalan raya tol teredam oleh rembetan pohon anggur tersebut.
Tidak heran kalau pusat penelitian tersebut mengembangkan produksi benih pohon tsuta itu sebanyak mungkin.
Dedikitnya kini ada 430.000 benih yang bakal disebarkan ke berbagai tempat terutama untuk tembok jalan tol.
Meskipun demikian benih ini juga sudah tersebar luas di pasaran di Jepang bisa dibeli siapa saja.
Hal menarik lagi dari penelitian itu, pohon rembet yang biasanya disebutkan para arsitek bisa merusak tembok, ternyata jenis tsuta ini tidak merusak tembok.
Sebaliknya mudah dilepaskan walaupun sudah lebat merembet menutupi tembok sehingga tembok mudah dibersihkan kembali polos seperti asal.
Parthenocissus tricuspidata adalah tanaman berbunga masuk ke dalam keluarga anggur (Vitaceae) yang berasal dari Asia Timur di Jepang, Korea, dan Cina utara dan timur.
Meskipun tidak terkait dengan tanaman ivy (semak-semak ornamental) sejati, umumnya dikenal sebagai ivy Boston, ivy anggur, dan ivy Jepang, dan juga sebagai tanaman jambul Jepang, dan dengan nama woodbine (meskipun yang terakhir mungkin merujuk pada sejumlah spesies pohon anggur yang berbeda).
Ini adalah pohon anggur gugur yang tumbuh setinggi 30 meter atau lebih diberi dukungan yang sesuai, menempelkan dirinya dengan berbagai sulur bercabang kecil yang diberi tip pada disk lengket.
Daunnya sederhana, telapak tangan dilapisi dengan tiga lobus, kadang-kadang tidak terisi atau dengan lima lobus atau cukup lobus untuk dijadikan senyawa telapak tangan dengan (biasanya) tiga selebaran daun berkisar antara 5 sampai 22 cm.
Bunganya tidak mencolok, berwarna kehijauan, dalam kelompok. Buahnya adalah anggur biru tua kecil berdiameter 5 sampai 10 mm.
Mirip seperti creeper Virginia yang terkait, tanaman ini banyak ditanam sebagai tanaman hias pendakian untuk menutupi bagian bangunan pasangan bata.
Penggunaan ini sebenarnya penting secara ekonomi karena dengan dinding pelindung selama musim panas, secara signifikan dapat mengurangi biaya pendinginan.
Tanaman tersebut mengeluarkan kalsium karbonat, yang berfungsi sebagai perekat dan memberi kemampuan untuk menempel pada dinding tanpa memerlukan dukungan tambahan.
Meskipun tidak menembus permukaan bangunan namun hanya menempel padanya, namun kerusakan dapat terjadi karena mencoba merobek tanaman dari dinding.
Namun jika tanaman itu terbunuh terlebih dahulu, seperti dengan memutus pohon anggur dari akar, perekat pada akhirnya akan memburuk ke titik di mana tanaman dapat dengan mudah dilepas tanpa menyebabkan kerusakan pada dinding. (tribunnews.com)