BOGOR – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan membentuk ‘Forum Bersama Menuju Kota Bogor Ramah Keluarga’. Pembentukkan forum tersebut berdasarkan hasil riset Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Instittut Pertanian Bogor (IPB) mengenai kenakalan remaja di Kota Bogor.
Hasil riset yang dilakukan FEMA IPB menunjukkan tingkat tindakan kenakalan remaja khususnya siswa SMA di Kota Bogor lebih tinggi bila dibandingkan dengan Kabupaten Bogor.
Kenakalan remaja ini sendiri mulai dari tawuran pelajar, narkoba, kecanduan game online, minuman keras, narkoba hingga pornografi. Tak ayal, hal tersebut menjadi keprihatinan dari IPB dan tentunya Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dengan membentuk Forum Bersama Menuju Kota Bogor Ramah Keluarga.
Dosen Perkembangan Anak dan Keluarga FEMA, IPB Dwi Hastuti mengatakan, riset penelitian anak dan keluarga dari IPB ini dilakukan kepada anak-anak SMA yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor.
Pada saat tahap rencana sosialisasi hasil riset akan dilakukan, Wali Kota Bogor Bima Arya merespon penelitian ini agar cakupannya lebih diperluas ke stakeholder lainnya dengan membentuk Forum Bersama menuju Kota Bogor Ramah Keluarga.
“Jadi tidak hanya pemikiran dari IPB saja, tetapi dari kampus lainnya seperti UNB, UIKA, Unpak dan dinas terkait untuk ikut memikirkan apa yang terjadi terhadap anak dan keluarga di Kota Bogor terutama yang sangat memprihatinkan perilaku remajanya,” ujarnya seusai Forum Bersama di Paseban Sri Bima, Balaikota Bogor, jalan Ir. Juanda, Kota Bogor, Senin (8/01/2018).
Menurutnya, keprihatinan ini menjadi sebuah gerakan kebaikan di Kota Bogor dengan melakukan aksi bersama dengan Tim Penggerak PKK Kota Bogor untuk mensosialisasikan hal ini hingga ke level masyarakat bawah.
Jangan sampai kesadaran dan kepedulian ini hanya berhenti di forum atau rapat saja, namun malah tidak tersampaikan ke masyarakat atau keluarga. Mengingat saat ini Kota Bogor sudah mendapatkan predikat Kota Ramah Anak.
“Aksi ini harus berlapis kalau ini disampaikan lewat kader-kader efeknya akan terasa. Sehingga muncul pengetahuan masyarakat untuk sadar kalau anak dan keluarga harus dilindungi,” pungkasnya.