JAKARTA– Di era globalisasi yang sangat dinamis, ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berpacu dan terus menyuguhkan hal baru.
Oleh karena itu, sumber daya manusia bidang ilmu pengetahuan dan teknologi juga semakin dibutuhkan.
Termasuk dalam bidang kesehatan, penyakit mematikan yang terus muncul serta prevalensi penyakit yang semakin tinggi juga mendorong para peneliti untuk menemukan solusi terbaik.
Namun sayang, jika menilik dari sisi kuantitas, peneliti Indonesia masih tertinggal dari negara tetangga.
Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Kemdikbud Arief Rachman mengatakakan, jumlah peneliti per 1 juta populasi di Malaysia mencapai angka 7.000, diikuti Singapura dengan angka 2.590.
Sementara, Indonesia hanya berada di angka 1.071 dengan populasi penduduk yang cukup besar.
“Jumlah peneliti Indonesia masih sangat rendah jika dibanding negara tetangga. Indonesia harus mengejar keteringgalan tersebut,” ujarnya.
Arief menambahkan, menghadapi perkembangan era yang dinamis, tuntutan untuk memahami sains dan teknologi semakin tinggi. Dunia pun perlu mengubah pemikiran bahwa sains, teknologi, teknik dan matematika bukan lahan pria saja.
“Perempuan pun harus berkecimpung di dunia ini [sains] dan memilihnya sebagai karir mereka ke depannya,” ujar Arief.
Sementara itu, Direktur Sistem Riset dan Pengembangan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ira Nurhayati Djarot mengatakan, saat ini jumlah laki-laki peneliti memang masih lebih besar dibanding perempuan.
Namun, perbedaan tersebut tidak terlalu jauh seperti tahun-tahun sebelumnya.
Dari data yang dipaparkan, saat ini perempuan peneliti di Indonesia berjumlah 4.006 orang dan laki-laki sebanyak 5.636 orang.
Lebih jauh, Ira menjelaskan jika dalam skala Internasional, perempuan peneliti juga banyak menghasilkan penemuan penting di dunia. Termasuk sosok Marie Curie yang dikenal sebagai perintis ilmu pengetahuan bidang radiologi dan pemenang Hadiah Nobel dua kali.
Sementara itu, sudah terdapat 19 peerempuan yang pernah tercatat sebagai penerima Hadiah Nobel. (IFR/Bisnis.com)