SEMARANG – Rektor Undip Prof Yos Johan Utama menekankan agar para peneliti berkontribusi tingkatkan produksi pangan. Hal itu dia tegaskan saat acara Internasional Simposium on Food Agro-Biodiversity (ISFA), Selasa (26/9/2017)
Simposium internasional tersebut digelar oleh Fakultas Peternakan dan Pertanian Undip di Grand Candi Semarang.
ISFA diadakan setiap tiga tahun sekali dan menjadi simposium kedua setelah pada tahun 2014 lalu. Acara tersebut bertemakan ‘Developing Suistainable Agriculture and Food Production’.
Tema tersebut dipilih untuk meningkatkan perkembangan berkelanjutan untuk produksi pangan dan pertanian.
Yos Johan Utama mengatakan hasil penelitian dan inovasi peserta dapat menjadi gagasan dalam dunia peternakan dan pertanian.
“Indonesia yang menjadi negara agraris harus bisa menciptakan alat-alat maupun terobosan yang bagus. Indonesia juga harus bisa mengambil bagian dan ikut bekerjasama dengan komunitas internasional. Peneliti harus berkontribusi dari setiap gagasan dan penemuannya demi negara ini,” ujar Rektor Undip.
ISFA diikuti oleh 123 peserta dan mengumpulkan hasil penelitian. Setiap peserta akan mempresentasikan hasil penelitian, nantinya jika penelitian lolos seleksi dan memenuhi syarat akan dipublish di Prosiding Internasional yang terindeks Scopus.
Ketua panitia ISFA 2017, Anang M Legowo menuturkan tujuan diadakan simposium internasional sebagai alat menghimpun hasil penelitian dari para pakar di bidang pangan dan pertanian.
“Kami ingin penelitian dari para pakar bisa terus dikembangkan jangan hanya menjadi sesuatu yang hilang begitu saja. Penelitian dari para pakar bisa memecahkan masalah dalam tantangan penyediaan pangan,” tutur Anang saat diwawancara Tribunjateng.
Simposium yang diadakan selama dua hari mulai 26-27 September 2017 terdapat empat pembicara yang terdiri dari tiga pembicara internasional dan satu pembicara nasional.
Tiga Pembicara internasional yakni Shigeru Hayagawa dari Kagawa University Jepang, Cheng Neng-Chan dari Guandong Institute of Eco-Environmental Science and Technology China dan Bessie M Burgos dari Southeast Asian Regional Center Pilipina. Satu pembicara nasional yaitu Agung P Murdanoto dari PT Rajawali Nusantara Indonesia. (IFR/Tribunnews.com)