BANDUNG – Grandprix Thomryes Marth Kadja (24), memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai doktor termuda di Indonesia. Dia lulus dalam sidang terbuka program doktor di Gedung Annex CCAR ITB, Jalan Tamansari, Jumat 22 September 2017, dengan predikat cumlaude. Dia berhasil mempertahankan disertasi berjudul, ‘Zeolit ZSM-5 Hierarkis Bebas Mesoporogen: Sintesis, Mekanisme, dan Peningkatan Tingkat Heirarki”.
Lantas apa manfaat material Zeolit ZSM-5 bagi masyarakat? Grandprix mengemukakan, Zeolit ZSM-5 merupakan material penting dalam industri petrokimia untuk mengonversi minyak bumi mentah menjadi bahan bakar, seperti gasoline (bensin) dengan nilai oktan tinggi. Sebagian besar industri petrokimia Indonesia saat ini masih menggunakan produk Zeolit ZSM-5 dari negara luar.
“Dengan hasil penelitian itu, Indonesia ke depan berpotensi, bisa memiliki kemandirian nasional dalam memproduksi material Zeolit ZSM-5,” tutur putra dari pasangan suami istri, Oktovianus Kadja (43) dan Yeame Dojita (42) ini, Jumat, 22 September 2017.
Selain petrokimia, ungkap pemuda kelahiran Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) 31 Maret 1993 itu, Zeolit ZSM-5 bisa digunakan untuk memproduksi biogasoline dari kelapa sawit, mengonversi limbah plastik menjadi bahan bakar, dan juga dipakai di industri farmasi.
“Jadi cakupannya luas sekali, tidak hanya sektor petrokimia. Zeolit ZSM-5 juga bisa sebagai material penyerap dan lain-lain. Sejauh ini, penggunaan material Zeolit ZSM-5 sudah marak sekali,” kata Grandprix.
Kebutuhan Indonesia akan material Zeolit ZSM-5 sangat besar. Untuk industri petrokimia saja, membutuhkan berton-ton material tersebut per hari. “Sekarang baru skala laboratorium, dalam ukuran gram. Untuk sampai produksi berskala industri, kita butuh keterlibatan disiplin ilmu lain dan kemauan pemerintah untuk memproduksinya. Dengan penelitian ini, kalau ibaratnya buat rumah, fondasinya sudah jadi,” tandas pemuda yang akrab disapa GP ini. (IFR/Sindonews.com)