Sebuah studi yang diproduksi oleh Kingston University di London, Inggris, menyimpulkan bahwa mereka yang gemar membaca buku ditemukan memiliki perilaku dan hati yang baik.
Studi ini melibatkan 123 partisipan yang diuji berdasarkan kemampuan interpersonal termasuk toleransi pada perasaan orang lain dan beradaptasi untuk menolong sesamanya.
Hasilnya, mereka yang hobi membaca buku mempunyai empati tinggi dan beretika lebih baik ketimbang mereka yang gemar menonton televisi.
Studi bahkan menguraikan bahwa orang-orang yang senang menghabiskan waktu menonton televisi kurang bersahabat dan kurang mau memahami lingkungan sekitarnya.
Namun, kesimpulan ini tidak berlaku pada Anda semua yang hobi membaca buku. Sebab, pilihan buku yang Anda baca juga memainkan peran dalam membentuk karakter emosional pembacanya.
Studi merangkum bahwa penggemar buku fiksi memperlihatkan perilaku sosial yang lebih positif dan penggemar buku novel romantis memiliki empati yang tinggi
Selain mempengaruhi pelaku sosial seseorang, membaca buku juga menambah beberapa tahun usia hidup mereka.
Studi jangka panjang ini dilakukan pada 3.635 orang. Peneliti menemukan bahwa orang-orang yang membaca dengan teliti, khususnya, selama lebih dari 3,5 jam per minggu, rata-rata hidup dua tahun lebih lama daripada non-pembaca.
Avni Bavishi dari Yale University School of Public Health melakukan studi selama 12 tahun. Ia membagi peserta ke dalam tiga kelompok. Pertama, kelompok yang tidak membaca, kedua kelompok yang membaca 3,5 jam kurang dari seminggu, dan yang ketiga kelompok pembaca lebih dari 3,5 jam per minggu.
Perlu dicatat, walaupun semua artikel-artikel majalah yang Anda baca cukup baik, namun, efek ini hanya dapat dikaitkan dengan buku, dan tidak dalam bentuk bahan bacaan lain.
“Membaca buku berkontribusi terhadap manfaat kelangsungan hidup yang secara signifikan lebih besar daripada yang diamati membaca surat kabar atau majalah,” ujar Bavishi.
Membaca buku cenderung melibatkan dua proses kognitif yang dapat menciptakan keunggulan bertahan hidup. Pertama, memicu ‘membaca lebih dalam’ suatu proses mendalam yang mendorong pembaca untuk membentuk koneksi ke bagian lain dari bahan bacaan dan dunia di sekitar mereka. Kedua, buku dapat menimbulkan empati, persepsi sosial, dan kecerdasan emosional, suatu proses kognitif yang menyebabkan kelangsungan hidup yang lebih lama.