JAKARTA – Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dewi Fortuna Anwar mengatakan dari negara-negara pemilik senjata nuklir, hanya satu negara yang sudah menegaskan tidak akan melakukan serangan pertama (premptive). Saat ini ada sembilan negara yang memiliki senjata nuklir, yakni Amerika Serikat (AS), Korea Utara (Korut) Korut, Rusia, India, Pakistan, China, Inggris, Prancis, dan Israel.
Dwi menuturkan, satu-satunya negara yang sudah menyatakan tidak akan melakukan serangan nuklir pertama, atau hanya akan bertahan adalah China. Sedangkan negara pemilik senjata nuklir lainnya belum mengatakan tidak akan melakukan serangan pertama.
“Selain China yang sudah menyataan tidak akan melakukan serangan pertama, semua negara pemilik nuklir lainnya menunjukan kemungkinan untuk melakukan serangan pertama,” kata Dewi, saat berbicara di forum kajian kebijakan luar negeri dengan tema Nuklir: Ancaman dan Manfaat di Jakarta pada Rabu (17/5/2017).
“Bisa dibayangkan satu negara kalau merasa negara rivalnya memiliki senjata konvensional lebih besar, atau memiliki senjata ilegal mereka bisa mempertimbangkan melakukan serangan pertama,” sambungnya.
Dewi kemudian mengatakan, negara-negara pemilik nuklir, khususnya AS dan Rusia tidak akan pernah melucuti senjata mereka. Alasannya, melucuti senjata nuklir akan menghilangkan status superiortas mereka.
Selain itu, khusus bagi AS, kepemilikan senjata nuklir akan menjadi jaminan keamanan kepada negara-negara sekutu mereka, seperti Jepang atau Korea Selatan (Korsel) yang saat ini berada dibawah ancaman rudal Korut. (IFR/Sindonews.com)