PADANG – Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) wilayah X Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau, mendorong peneliti dari kalangan dosen di kampus swasta untuk menciptakan produk berbasis industri.
“Jangan cepat puas setelah menghasilkan karya ilmiah dan jurnal, harus bisa meraih paten dan masuk ke pasaran industri,” kata Koordinator Kopertis X Prof Herri di Padang, Senin (8/5/2017).
Hal yang perlu menjadi perhatian peneliti, kata dia, yakni serius melakukan riset dan kreatif dalam menciptakan. Artinya, ujar Herri, peneliti tidak ikut-ikutan dengan mengubah beberapa komponen, namun berorientasi kemanfaatan dan baru.
“Untuk itu perlu riset mendalam sebelum menciptakan produk bernilai industri,” katanya.
Dia mengatakan, selama ini dosen peneliti sudah bangga saat menghasilkan jurnal ilmiah khususnya internasional. Padahal, menurutnya, hal tersebut tidak bermanfaat bila aplikasinya gagal masuk industri.
Baik di kampus swasta atau negeri, produk yang masuk industri ini masih terbatas. Padahal, kata dia, banyak sumber daya lokal bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.
Misal penelitian tentang bengkuang, gambir, kayu, sawit, perairan, bencana dan sebagainya, masih segelintir peneliti di Kopertis X yang berperan.
“Dengan banyaknya peluang beasiswa dan bantuan penelitian, kinerjanya perlu dimaksimalkan,” ujar dia.
Dia berharap beberapa kampus yang dinilai sukses dalam program penelitiannya seperti di Universitas Bung Hatta, Universitas Islam Riau, atau STKIP PGRI Sumbar ke depan bisa menyumbangkan karya untuk industri.
“Bila penelitian telah masuk industri, peranan kampus dalam menunjang pembangunan ekonomi daerah semakin terasa,” kata dia.
Sementara itu Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah mengatakan bahwa kampus menjadi mitra bagi pemerintah daerah dalam pembangunan dan penciptaan program inovatif. Dia berharap kampus meningkatkan peranannya dalam penelitian atau pengabdian kepada masyarakat.
“Produk inovatif kampus cukup bermanfaat bagi banyak orang,” ujarnya. (IFR/Okezone.com)
