JAKARTA – Anggaran pengembangan riset di Tanah Air masih rendah dibandingkan negara-negara di ASEAN. Berdasarkan data, saat ini belanja penelitian dan pengembangan per PDB baru mencapai 0,2 persen.
Kondisi ini diakui oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir. Untuk itu, pihaknya berupaya melakukan berbagai kerjasama dengan negara lain untuk berkolaborasi mengembangkan penelitian dan riset.
Mantan Rektor Terpilih Universitas Diponegoro (Undip) itu mengungkapkan, ke depan anggaran riset perlu ditingkatkan, mencapai 0,5 persen. Meski begitu, pihaknya belum menetapkan tarket peningkatannya.
“Sekarang ini total Rp8 triliun se-indonesia, saya harapkan nanti bisa Rp10-11 triliun, itu dari pemerintah saja. Nah, dari perusahaan saya harapkan meningkat. Kalau tidak bisa di-supply pemerintah, maka dari perusahaan atau kerjasama internasional yang didorong,” ucapnya.
Peningkatan riset, sambung Nasir, penting untuk menyejahterakan masyarakat. “Sangat penting bagi Indonesia bisa mengembangkan riset, tetapi tidak level lokal melainkan internasional. Caranya ya kita harus kerjasama,” tukasnya. (IFR/Okezone.com)