News

Peneliti Perempuan Berperan Signifikan Untuk Perubahan

JAKARTA – Para peneliti perempuan selama ini memberikan peran yang signifikan dalam bidang sains. Karena itu Hari perempuan internasional 2017 yang jatuh pada Rabu, 8 Maret 2017 ini layak diperingati untuk mengapresiasi keberhasilan kaum perempuan di berbagai bidang termasuk sains.

Hal tersebut diutarakan Kepala Biro Kerja Sama, Hukum, dan Humas (BKHH) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Nur Tri Aries Suestiningtyas. Dia menuturkan para peneliti perempuan menempati posisi penting dalam kemajuan peradaban bangsa.

“Sejumlah hasil karya dan temuan penelitian telah berhasil diberikan oleh perempuan di bangsa ini untuk perkembangan sains di Indonesia,” ujarnya di Jakarta, dalam siaran pers yang diterima “PR”.

Dia menjelaskan, berdasarkan data Sistem Informasi Pegawai (SIMPEG), saat ini LIPI memiliki peneliti perempuan sebanyak 723 orang yang tersebar di 48 satuan kerja seluruh Indonesia.

“LIPI memiliki sederet kisah inspiratif dari peneliti perempuan tersebut yang diharapkan bisa memotivasi perempuan Indonesia lainnya,” katanya. Karena itu, pihaknya pada Rabu, 8 Maret 2017 ini menyelenggarakan diskusi Hari Perempuan Sedunia 2017 dengan tema “Peneliti Perempuan untuk Perubahan”.

Diskusi tersebut menurut dia juga diharapkan dapat mendorong peran mereka untuk lebih signifikan lagi dalam dunia sains, dan juga memberikan motivasi bagi generasi muda.

Sejumlah peneliti perempuan yang dimiliki LIPI diantaranya adalah Evy Ayu Arida (Peneliti Bidang Zoologi), Ratih Asmana Ningrum (Peneliti Bidang Bioteknologi), Neni Sintawardani (Peneliti Bidang Teknologi Sanitasi Lingkungan), dan Yenny Meliana (Peneliti Bidang Kimia).

Evy Ayu Arida adalah Peneliti Bidang Zoologi pada Pusat Penelitian Biologi LIPI, penelitian yang ditekuninya seputar hewan melata atau herpetofauna. Sejak bergabung pada 2000 sebagai peneliti, bidang herpetofauna masih sangat minim peminat. Namun, hingga saat ini bidang tersebut ditekuninya.

Evy meraih gelar Master of Science, Flinders University Adelaide, Australia pada 2005 dan Doktor rerum naturalium, Rheinische Friedrich-Wilhelms- Universität Bonn, Jerman pada 2011.

Sementara itu Ratih Asmana Ningrum adalah Peneliti Muda Bidang Bioteknologi Kesehatan di Pusat Penelitian Bioteknologi. Ratih fokus melakukan riset di laboratorium protein terapeutik dan vaksin. Pada 2012, ia telah berhasil meraih gelar Doktor bidang farmasi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Selain itu, Ratih sempat memperoleh penghargaan program National Fellowship Loreal UNESCO for Women in Sciences 2013 dengan kategori Life Sciences.

Adapun Neni Sintawardani adalah Peneliti Loka Penelitian Teknologi Bersih LIPI. Penelitian yang dilakukannya adalah teknologi sanitasi lingkungan dan salah satu temuannya yakni Biotoilet Berpengaduk Manual. Fokus penelitian Neni bertujuan agar memudahkan masyarakat miskin memiliki akses sanitasi yang memadai dan air bersih. Neni meraih gelar Doktor bidang process engineering di Hohenheim University, Jerman.

Sedangkan Yenny Meliana merupakan Peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI. Sejak bergabung sebagai peneliti pada 2005, Yenny telah fokus pada riset bidang kimia. Lewat penemuan pada Pengembangan Bahan Baku Obat Malaria dengan Teknologi Nano, ia berhasil memperoleh penghargaan di bidang ilmu sains, teknologi dan matematika dari L’Oréal – UNESCO for Women In Sciences National Fellowship Awards for Woman 2016. Yenny meraih gelar doktor bidang Chemical Engineering di National Taiwan University of Science and Technology, Taiwan. (pikiran rakyat)

Join The Discussion