News

Plt. Kepala BPP Beri Masukan Program 2017 Pusat Otda Polpum

JAKARTA – Plt. Kepala BPP Kemendagri, Dodi Riyadmadji turut hadir mencermati rencana program setiap pusat penelitian di lingkungan BPP Kemendagri. Kali ini, giliran Pusat Otda Polpum (Otonomi Daerah, Kesatuan Politik dan Pemerintahan Umum) yang menjadi pusat perhatiannya.

Pusat yang dipimpin oleh Syabnikmat itu, menguraikan 5 jenis penelitian sebagai bahan rekomendasi kepada Menteri Dalam Negeri. “Harapan kami pak, dengan adanya penelitian ini terciptanya 10 rekomendasi untuk Mendagri sebagai dasar landasan Permendagri. Untuk itu, kami mohon dikritik dan diberi masukan dari paparan yang nanti akan kami sampaikan,” ungkap pria yang akrab disapa Syab.

Paparan pertama dari Pusat Otda dan Polpum ialah mengenai e-voting dalam pemilihan kepala desa, yang diharapkan dapat dimplementasi pada Pemilu 2024 mendatang. Penelitiannya yang nantinya akan dilakukan di Magelang itu, berharap beberapa desa dapat menjadi pionir cikal bakal diterapkannya e-voting yang lebih efektif, cepat, dan murah. Namun Dodi menyarankan kepada penelitian yang dipimpin oleh Tini Apriani itu bisa lebih jelas dalam mengambil langkah-langkah. “Coba dilihat terlebih dahulu, ada berapa aturan mendasar tentang penyelenggaraan serentak Pilkades di sana, karena masa jabatan Kepala Desa tidak sama dengan Pilgub atau Pilpres, tapi 6 tahun sekali. Nah, kira-kira selaras kah? Lagi pula, dari sekira ratusan desa di sana, sudah ada berapa yang menerapkan. Sudah adakah 10 persen,” tanya Dodi.

Pertanyaan sekaligus masukan secara tidak langsung itulah yang selanjutnya dijadikan bahan evaluasi kepada para pejabat fungsional di Pusat tersebut sebagai bahan arahan.

Selain penelitian mengenai e-voting, Syabnikmat dan tim juga memunyai beberapa penelitian, yakni: Pengawasan Ormas Asing terhadap Ketahanan Negara oleh Catur Wibowo, Fasilitasi Ormas dalam Mewujudkan Stabilitas Nasional oleh Djoko Sulistyono, Pendalaman Wawasan Kebangsaan pada Generasi Muda oleh Herman Hareta, dan Kapabilitas, Akseptabilitas dan Kompatilibitas Kepala Daerah oleh Leydi Silviana.

Dari kelima kajian tersebut, Dodi mengapresiasi kajian dari Catur Wibowo karena ada gambaran jelas terkait langkah-langkah penelitiannya. Dia berharap beberapa peneliti dapat mengikuti metode Catur, dan memperkaya data. “Tolong sangat hati-hati mengambil langkah, kita itu penelitian, kalau ingin semangatnya memajukan lembaga, dipikirkan betul-betul,” tutup Dodi. (IFR)

Join The Discussion