Depok- Universitas Indonesia (UI) mewisuda 4.204 mahasiswa dari jenjang vokasi hingga doktor Semester Gasal Tahun Akademik 2016/2017. Upacara wisuda kali ini bersamaan dengan peringatan Dies Natalis ke-67 UI yang diisi dengan orasi ilmiah oleh Wisnu Jatmiko.
Dalam upacara wisuda yang digelar di Balairung UI, Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (4/2), Wisnu Jatmiko yang merupakan Duta Ilmu Pengetahuan Nasional 2014 dan penerima Habibie Award pada 2015 memaparkan, Indonesia memiliki sumber kekuatan riset melalui sumber daya. Jumlah penduduk yang melimpah, menjadi modal berharga pelaku riset nasional. Kegiatan riset dapat digiatkan melalui perguruan tinggi dan lembaga penelitian. “Mahasiswa, dosen, dan peneliti menjadi pionir riset,” kata dia.
Namun lanjut Wisnu, beberapa kendala dihadapi Indonesia di antaranya belum seimbangnya kegiatan pengajaran dan riset di perguruan tinggi, terbatasnya dana riset serta infrastruktur riset yang belum memadai. Keadaan tersebut tidak serta merta menyurutkan semangat riset Indonesia karena masih ada beberapa peluang, yakni integrasi baik antardisiplin ilmu di perguruan tinggi serta integrasi ABG-C (academic, bussiness, goverment, dam community). Hal ini memungkinkan riset berkembang maksimal.
“Salah satu riset yang sedang dikembangkan yaitu riset telehealth yang dilakukan Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) UI bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran, fakultas-fakultas lain di UI serta universitas di luar negeri. Riset tersebut diharapkan menuju inovasi dalam wadah konsorsium. Oleh karenanya, globalisasi dan integrasi yang dilakukan dapat menghasilkan riset berkelas demi kemajuan bangsa Indonesia,” ujar Wisnu.
Dalam wisuda ini, sebanyak 143 wisudawan Program Profesi mendapatkan predikat cumlaude, dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi yaitu 3,88 yang diraih oleh Azzahra dan Prabowo Putra Kembuan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Pada Program Spesialis, 29 wisudawan meraih predikat cumlaude. Ardiny Andriani, wisudawan asal Fakultas Kedokteran Gigi program studi Spesialis Ortodonsia berhasil meraih IPK tertinggi (IPK 3,91).
Sedangkan 182 wisudawan Program Magister meraih predikat cumlaude dan Ahmad Arinaldi dari Fakultas Ilmu Komputer dan Nina Kade Nirmala dari Fakultas Teknik meraih IPK Tertinggi yaitu 3,98. Pada jenjang Doktoral, UI menghasilkan 123 Doktor dari 13 fakultas dan 1 Program Pascasarjana UI dimana Fakultas Kedokteran merupakan fakultas penghasil Doktor terbanyak yaitu sebanyak 24 wisudawan. Terdapat 9 wisudawan Program Doktor mendapatkan predikat cumlaude dan IPK tertinggi diraih oleh Yohan Suryanto dari Fakultas Teknik dan Putu Wuri Handayani dari Fakultas Ilmu Komputer dengan IPK 4.
Rektor UI Muhammad Anis meyakini bahwa pendidikan tinggi mampu memberikan kontribusi besar untuk percepatan agenda pembangunan Indonesia. Perguruan tinggi bukan hanya sekedar ruang untuk kegiatan pengajaran, melainkan berkontribusi memutus rantai kemiskinan, pengangguran, ketimpangan dan kesenjangan sosial dengan mencetak SDM yang terampil dan inovatif.
“UI memfokuskan diri pada peningkatan kapabilitas riset, inovasi, dan penguatan SDM. Ketiga poin utama tersebut menjadi nadi utama rencana strategis universitas untuk berlari membawa nama bangsa dalam kancah pendidikan tinggi di dunia,” tutur Anis.
Riset-riset yang dilakukan UI, kata Anis, berangkat dari kebutuhan masyarakat Indonesia dan global. Inovasi dan hasil karya civitas akademika UI merupakan inovasi yang selalu memberikan solusi pada tantangan bangsa dan global. Misalnya kapal plat datar, inkubator bayi rumahan, mobil listrik, dan sebagainya.
Anis berharap para wisudawan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan serta menciptakan beragam inovasi untuk bekal Indonesia mandiri dan berdaya saing di era globalisasi. (IFR/Beritasatu.com)