News

Kajian Sosial Penting bagi Pengembangan Potensi Kelapa Sawit di Indonesia

JAKARTA – Potensi kelapa sawit dan perkebunannya di Indonesia amatlah besar, apalagi sejak pengembangannya pada 1980-an hingga sekarang. Namun, pengelolaan potensi tersebut seyogyanya tidak berlebihan agar mengurangi dampak buruknya, terutama bagi pembangunan sosial dan lingkungan.

Untuk itu, diperlukan kajian penelitian sosial agar potensi kelapa sawit maupun perkebunannya mampu berjalan seimbang dengan pergerakan pembangunan sosial  dan lingkungan yang ada di masyarakat. “Aspek sosial juga perlu dilakukan kajian mendalam agar potensi kelapa sawit dan perkebunannya tidak menganggu keseimbangan pembangunan sosial,” ujar Ganewati Wuryandari, Kepala Pusat Penelitian Sumber Daya Regional (P2 SDR) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) saat membuka Forum Akademis “Indonesian Palm Oil in The Global Sustainability Governance” di LIPI Jakarta.

Ganewati menjelaskan, Indonesia memiliki potensi kelapa sawit yang sangat tinggi. Hal ini karena wilayahnya luas dan iklim yang mendukung. Bahkan menurut data Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) hingga tahun 2015 tercatat 11 juta hektar perkebunan kelapa sawit di Indonesia. “Kelapa sawit menghasilkan minyak nabati yang menyumbang devisa negara bagi perekonomian nasional dan juga penyerapan tenaga kerja,” jelasnya.

Sementara itu, Joko Supriyono, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengatakan, penelitian terkait aspek sosial sangat perlu dilakukan agar manfaat ekonomi dan sosialnya bisa dirasakan masyarakat. “Kami berharap para peneliti sosial bisa membangun model agrososio ekonomi yang mengaji aspek sosial dan ekonomi masyarakat terkait perkebunan kelapa sawit,” ungkapnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data PASPI, Indonesia menyumbang 53% dari produksi kelapa sawit di dunia. Indonesia adalah produsen kelapa sawit terbesar di dunia dan diharapkan pembangunanya mengarah pada pembangunan yang berkelanjutan, yang tidak mengabaikan aspek sosial dan lingkungan.

(Biro Kerja sama, Hukum, dan Humas LIPI)

Join The Discussion