JAKARTA – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi merintis penyusunan Indeks Daya Saing Daerah sebagai basis menetapkan Indeks Daya Saing Nasional. Dengan menghimpun data dari daerah, indeks dalam skala nasional akan lebih terukur.
“Dengan mengukur daya saing di daerah sesuai indikator yang ditetapkan, kami punya data rill, bukan data persepsi,” ujar Direktur Sistem Inovasi Kemristek dan Dikti Ophirtus Sumule.
Penyusunan indeks bersama kementerian lain. “Model pengukuran Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) akan diluncurkan pada akhir tahun ini,” kata Ophirtus.
Indeks Daya Saing merupakan upaya kemandirian negara dalam melihat dan menilai kemampuan bangsa. Selama ini, indeks daya saing Indonesia dikeluarkan pihak swasta, mitra WEF (World Economic Forum). Belum ada instansi di dalam negeri.
Pengukuran indeks di Indonesia terbatas untuk kepentingan sektoral dari kementerian dan lembaga. Misalnya, Indeks Inovasi Pemerintahan Daerah dikeluarkan Lembaga Administrasi Negara (LAN), Indeks Sistem Inobasi Daerah oleh Kemristek dan Dikti, dan Indonesian Award Goverment oleh Kemendagri.
Pola pengukuran IDSD, jelas Ophirtus, hampir sama dengan Indeks Daya Saing Global (Global Competitiveness Indeks/GCI). Indeks Inovasi Global, dan Indeks Pembangunan Manusia yang digunakan di lembaga internasional. Pada IDSD digunakan di lembaga internasional. Pada IDSD digunakan 12 pilar, yakni kelembagaan, pendidikandan, dan pelatihan, efisiensi pemasaran produk, pasar tenaga kerja, pasar finansial, tingkat kesiapan teknologi, ukuran pasar, kecanggihan bisnis, dan inovasi.
Melalui konsolidasi seluruh IDSD, diperoleh gambaran lengkap dan menyeluruh daya saing nasional. Dari indeks itu diketahui tingkat produktivitas, kemajuan, dan kemandirian tiap daerah. seiring pemberlakuan IDSD, maka terpetakan daya saing setiap kabupaten/kota.
Menurut Direktur Pusat Teknologi Inovasi Daerah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Atang Sulaeman, untuk memperoleh hasil pengukuran IDSD, perlu pembenahan sistem inovasi di daerah. “Lemahnya sistem inovasi di daerah mengakibatkan banyak bantuan teknolohi tak terpakai,” paparnya.