LONDON — Peneliti di Amerika Serikat telah mengembangkan perangkat mikrofluida untuk mengukur tingkat keringat. Perangkat murah yang dapat dengan cepat menganalisis elemen-elemen kunci seperti laktat, kosentrasi ion (pH) atau tingkat glukosa dan memberi tahu penggunanya jika mereka harus berhenti atau mengganti aktivitasnya.
Peneliti mengatakan alat ini bisa juga membantu mendiagnosa dan memantau penyakit di masa depan. “Keringat adalah sesuatu yang kaya, kaldu kimia yang mengandung sejumlah senyawa kimia penting dengan informasi kesehatan fisiologis,” kata John Rogers, profesor dari Universitas Northwestern, Amerika Serikat, yang memimpin pengembangan yang disebutnya sebagai “laboratorium kulit”.
Para peneliti yang melaporkan hasil uji coba perangkat tersebut dalam jurnal Science Translational Medicine, mengatakan salah satu daya tarik-nya adalah alat ini memungkinkan orang untuk memantau kesehatan mereka di tempat tanpa perlu pengambilan sampel darah. Perangkat fleksibel dan tipis yang hanya memiliki ukuran tidak lebih dari beberapa sentimeter ini, telah terintegrasi secara elektronis yang tidak membutuhkan baterai dan dapat terhubung secara nirkabel dengan perangkat ponsel.
Rogers menjelaskan bahwa selama badan bergerak, keringat akan meluncur melalui saluran mikroskopis dari perangkat tersebut dan masuk ke dalam empat ruangan yang ada.cDi sini, keringat akan bereaksi dengan reagen kimia untuk menghasilkan tafsiran berbasis warna yang berkaitan dengan pH dan konsentrasi glukosa, klorida serta laktat.
Perangkat elektronik nirkabel memicu aplikasi smartphone yang merekam dan menganalisa gambaran (kondisi tubuh) untuk memberikan hasilnya. Tim Rogers menguji perangkat tersebut pada dua kelompok atlet di mana salah satunya bersepeda di dalam ruangan dalam kondisi yang terkendali dan yang lainnya mengambil perjalanan jarak jauh dalam kondisi yang sukar dan kering.
Potongan pemantau keringat tersebut ditempatkan di lengan dan punggung para atlet untuk menguji akurasi dan daya tahan-nya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pengendara sepeda dalam ruangan, hasil dari pengukuran yang ditunjukan perangkat sebaik seperti analisis keringat di laboratorium konvensional.
Sementara itu, bagi pengendara sepeda jarak jauh, perangkat terbukti kuat dengan tetap berada di tempatnya, tidak bocor, dan memberikan kualitas pembacaan yang baik. Dirancang untuk penggunaan satu kali selama beberapa jam, perangkat tersebut dapat juga mendeteksi zat-zat dalam tubuh untuk penyakit genetika fibrosis kistik. Rogers juga mengindikasikan perangkat tersebut bisa diadaptasi dalam berbagai cara untuk membantu diagnosa penyakit atau mengamati kesehatan pada orang dengan penyakit kronis. (IFR/Republika)