YOGYAKARTA – Sepanjang 2016, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tercatat rutin meluncurkan beberapa pengembangan rumah khusus di berbagai wilayah di Indonesia.
Termasuk salah satunya pembangunan rumah khusus (rusus) Wanagama, yang murni ditujukan untuk para peneliti di Kawasan Hutan Wanagama, Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Saya mengecek pekerjaan pembangunan rusus di kawasan pendidikan Wanagama yang luasnya 600 hektar. Ini hutan produksi tapi dijadikan hutan pendidikan. Di dalamnya kami bangun rusus sebanyak 16 unit untuk tempat tinggal peneliti supaya mereka betah dan fokus,” tutur Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Rusus tersebut terdiri dari 10 kopel, sebagian dua unit per kopel dan sebagian 1 unit per kopel. Setiap kopelnya merupakan tipe 45 dengan luasan tanah 90m2.
Pembangunan rusus tersebut dilaksanakan pada tahun anggaran 2016 dan akan selesai di Desember 2016. Total anggaran yang dihabiskan untuk rusus ini mencapai Rp3 Miliar.
Status proyek saat ini sedang dalam tahap penyelesaian pembangunan prasarana dan sarana umum (PSU).
“Selesai Desember ini, air sudah oke, listrik sudah oke semua, setelah itu kami serahkan pada Universitas Gajah Mada untuk dimanfaatkan. Sisanya kami sedang membangun PSU biar bagus. Ini kan tempat penelitian, tempat untuk diskusi agar suasananya lebih kondusif,” sambungnya.
Selain meninjau pembangunan rusus, di kawasan tersebut Menteri Basuki juga mengecek kondisi jembatan penghubung menuju hutan penelitian yang terputus pada saat gempa 2006 silam.
Dan hingga kini, jembatan penghubung masih belum mengalami perbaikan, sementara itu merupakan akses ke salah satu titik penanaman pohon di hutan tersebut.
“Untuk akses dibutuhkan jembatan, rencananya kami tawarkan jembatan gantung yang hanya untuk motor,” pungkasnya.
Seratus Rusus di Papua
Selain di Kawasan Hutan Wanagama, Daerah Istimewa Yogyakarta, pembangunan rusus juga dilakukan di Provinsi Papua yang peresmiannya terjadi pada Juni lalu. Total rusus sekitar 100 unit yang tersebar di sejumlah lokasi.
“Rumah khusus adalah program Kementerian PUPR yang dibangun untuk daerah-daerah perbatasan, para nelayan, guru, tenaga medis, daerah tertinggal, pulau terluar, masyarakat nelayan dan pemuka agama seperti yang kita serahkan ini,” ungkap Basuki.
Lokasi tersebar di Kota Jayapura sebanyak 20 unit, serta 8 kabupaten lain yang masing-masing mendapatkan 10 unit, yakni Kab. Keerom, Kab. Nabire, Kab. Yapen, Kab. Tolikara, Kab. Jayawijaya, Kab. Yalimo, Kab. Paniai, dan Kab. Biak Numfor, dengan peruntukan khususnya bagi pimpinan keagamaan, para kepala suku, kaum perempuan dan masyarakat lintas batas/pengungsi.
Pembangunan rumah khusus di Papua ini sesuai dengan Nawacita Agenda III: Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Agenda Prioritas III tersebut, mengarus-utamakan upaya pemerataan pembangunan antar wilayah terutama desa pada kawasan timur Indonesia dan kawasan perbatasan.
Berdasarkan laporan Direktur Rumah Khusus Kementerian PUPR, Lukman Hakim, untuk tahun anggaran 2016, di Provinsi Papua saat ini sedang proses pembangunan rumah khusus sebanyak 1.246 unit di 1 Kota dan 18 Kabupaten.
Sedangkan di Papua Barat sedang dibangun 784 unit rumah khusus yang berlokasi di 7 Kabupaten. “Sehingga total terdapat 2030 unit atau lebih dari 34% dari total yang dibangun pada tahun anggaran 2016″ tandas Lukman. (IFR/Rumah.com)