JAKARTA – Isu gender seringkali kerap disamakan dengan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Namun nyatanya, persoalan gender tidak hanyak menyangkut tentang kesetaraan perempuan, tapi juga membahas mengenai persoalan laki-laki, ekonomi, bahkan masalah politik dan budaya.
“Gender tidak hanya membahas soal perempuan tetapi juga laki-laki dan multidisiplin ilmu lainnya. Oleh karena itu, penelitian mengenai menjadi seksi dan menarik dibahas,” kata dr. Widjajanti penulis buku Penelitian dan Pengarus Utamaan Gender: Sebuah Pengantar, Rabu (16/11) di PDII LIPI
Hal itu juga diamini oleh Mia Siskawati pakar Gender UI yang mengatakan persoalan gender memang harus menggunakan metedologi kritis yang dapat memasuki berbagai ranah ilmu pengetahuan. “Salah satu contohnya ada di Kalimantan, banyak sekali bapak-bapak di sana yang melegalkan pemukulan sebagai wujud budaya, setelah kami teliti ternyata ada hubungan antara pengusaha di sana. Ada sebuah perusahaan yang ingin mendirikan lahan kelapa sawit, dan mayoritas di sana lahannya adalah milik perempuan. Pengusaha itu mendekati kepala keluarga agar mau melepas lahan setempat, setelah lahan dilepas, warga sulit mendapatkan akses mencari makan, dan yang terjadi adalah kekerasan dalam rumah tangga. Nah, ini membuktikan bahwa persoalan gender ini kompleks,” paparnya.
Untuk itu, Mia berharap penelitian Gender ini banyak didukung tidak hanya dari KPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak tetapi juga Kementerian dan Lembaga lainnya untuk mempetakan daerah-daerah yang rentan kemiskinan, kesenjangan terutama penduduk perempuannya. (IFR)