News

Faktor Riset Indonesia Terhambat

JAKARTA – Demi memperkuat sistem kesehatan nasional, diperlukan riset sebagai salah satu sumber informasi manajemen sekaligus pertimbangan pengambilan keputusan. Meskipun, dalam pelaksanaan riset masih ada hambatan yang ditemui.

Di Indonesia, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI, Dr Siswanto MPH, DTM mengungkapkan, hambatan riset skala besar menyangkut manajemen. Beberapa sebabnya di antaranya riset skala besar melibatkan banyak pihak dan perlu ada training bagi si pengumpul data.

“Kalau riset inovasi untuk produk hambatannya mindset dari si peneliti. Padahal, untuk inovasi produk mesti dikawal industri dan lembaga otoritas,” kata Siswanto usai Seminar On Health di Gedung Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (19/10/2016).

Siswanto menegaskan, pada intinya Balitbangkes mengawal lembaga riset lain. Sebab, dalam riset terdapat kaidah ilmiah, etik, dan peraturan yang mesti dipenuhi. Nah, misalnya riset di perguruan tinggi yang umumnya memiliki keterbatasan di kaidah regulasi, maka diberi kawalan oleh Balitbangkes.

Saat ini pun, Balitbangkes terus berupaya untuk bisa menghasilkan riset-riset yang bisa mendukung Sistem Kesehatan Nasional. Misalnya saja jejaring laboratorium yang tersebar di seluruh provinsi untuk penguatan surveillance dalam rangka menerapkan prinsip prevent, detect, and response dalam International Health Regulation.

“Misal ada orang masuk dari Batam dia demam. Terus timbul gejala diduga zika atau apa, nah nanti Balai Laboratorium Kesehatan ambil darahnya lalu sebagian sampel dikirim ke pusat. Lab ini tujuannya untuk konfirmasi surveillance dan standarnya, harus menggunakan PCR (Polymerase Chain Reaction),” kata Siswanto. (IFR/DetikHealth)

Join The Discussion