YOGYAKARTA. – Berbagai pusat inovasi dikembangkan untuk menyiapkan berbagai produk riset unggulan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam bidang strategis, seperti kesehatan, teknologi informasi, pangan serta energi baru dan terbarukan.
Produk riset unggulan tersebut diharapkan dapat dihilirkan ke industri agar manfaatnya bisa dirasakan masyarakat.
“Untuk mendukung hal tersebut, kami mengembangkan teaching industry dan science techno park. Berbagai perubahan ini diharapkan bisa mendorong daya saing dan kemandirian bangsa,” kata Rektor UGM, Dwikorita Karnawati, pada acara The 9th WTA University President’s Forum, di Tangerang Selatan, pekan lalu.
Dwikorita mengingatkan daya saing sumber daya manusia (SDM) dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang masih rendah menjadi persoalan serius bangsa menghadapi era pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Untuk mengatasinya, salah satunya yang bisa dilakukan perguruan tinggi dalam meningkatkan daya saing dengan melakukan perubahan paradigma pendidikan.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, tambah Dwikorita, UGM mengambil peran dalam upaya peningkatan daya saing SDM dengan melakukan reorientasi akademik dari berorientasi riset menuju socio enterpreneur university. Harus ada perubahan.
“Publikasi tidak ada gunanya jika hasilnya tidak bisa diimplementasikan ke masyarakat. Melalui semangat socio enterpreneur university, kami tidak hanya fokus mengejar paten, namun juga komersialisasi produk untuk didistribusikan ke masyarakat,” kata Dwikorita
