SOLO — Merokok ternyata meninggalkan jejak pada DNA manusia. Hal itu terungkap dalam hasil penelitian yang dipublikasikan jurnal American Heart Association belum lama ini.
Hasil penelitian itu menunjukkan metilasi DNA bisa menjadi tanda penting yang mengungkap sejarah merokok seorang individu dan memberi para peneliti target baru untuk menemukan terapi-terapi baru.
“Hasil ini penting karena metilasi, sebagai salah satu mekanisme pengaturan ekspresi gen, memengaruhi apa yang diaktifkan gen. Hal ini berimplikasi pada perkembangan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan rokok,” kata penulis hasil studi yang juga Wakil Kepala Bagian Epidemiologi Institut Ilmu Kesehatan Lingkungan Nasional pada Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat, Stephanie J. London.
“Yang juga penting adalah temuan kami bahkan setelah seseorang berhenti merokok, kami masih melihat efek merokok pada DNA mereka,” tambahnya.
Bahkan setelah puluhan tahun berhenti, mantan perokok masih berisiko terserang penyakit seperti kanker, penyakit paru kronis, dan stroke. Studi-studi sebelumnya juga mengaitkan tempat metilasi DNA dengan gen yang berkaitan penyakit jantung koroner dan penyakit paru.
Para peneliti melakukan meta-analisis tempat metilasi DNA di seluruh gen manusia menggunakan sampel darah 16.000 peserta. Mereka berasal dari 16 kelompok Cohorts for Heart and Aging Research in Genetic Epidemiology (CHARGE), termasuk satu kelompok dari Framingham Heart Study yang sudah diteliti sejak 1971.
Para peneliti membandingkan tempat metilasi DNA pada perokok dan bekas perokok dengan mereka yang tidak pernah merokok. Mereka mendapati tempat-tempat metilasi DNA yang berkaitan dengan merokok berhubungan dengan lebih dari 7.000 gen, atau sepertiga dari gen manusia yang diketahui.
Pada orang yang berhenti merokok, mayoritas tempat metilasi DNA butuh waktu lima tahun sejak berhenti merokok untuk kembali ke level normal. Meski demikian, beberapa tempat metilasi DNA masih bertahan hingga 30 tahun setelah berhenti merokok.
“Studi kami menemukan bukti menarik merokok punya dampak jangka panjang pada permesinan molekuler kita, dampak yang bisa berlangsung lebih dari 30 tahun,” kata penulis utama hasil studi dan dosen di Harvard Medical School di Boston, Massachusetts, Roby Joehanes Ph.D. dari Hebrew SeniorLife.
“Berita menggembirakannya adalah sekali kau berhenti merokok, mayoritas sinyal metilasi DNA kembali ke tingkat tidak pernah merokok setelah lima tahun, yang berarti tubuhmu berusaha memulihkan sendiri dampak membahayakan dari merokok,” katanya di American Heart Association.