JAKARTA – Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Iskandar Zulkarnain menyayangkan anggaran riset Indonesia yang belum membaik dari tahun ke tahun. Bahkan, sepanjang 2016 telah terjadi dua kali efisiensi dengan pemotongan anggaran.
Iskandar mengungkapkan, struktur anggaran riset di LIPI sendiri masih belum seperti yang diharapkan. “Dunia riset Indonesia masih membutuhkan dukungan dari pemerintah, tidak hanya anggaran penelitian, tetapi juga dalam bentuk kebijakan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (17/8).
Dari total 1,182 Triliun anggaran LIPI pada 2016, hanya sekitar 30 persennya yang digunakan untuk kegiatan penelitian. ”Padahal, untuk meningkatkan perkembangan dan peningkatan daya saing bangsa, penguasaan iptek dan inovasi, serta dukungan anggaran mutlak diperlukan,” tuturnya.
Iskandar menegaskan bahwa riset mendongkrak ekonomi dalam jangka panjang melalui inovasi, walaupun tidak secara langsung dan cepat dapat dirasakan manfaatnya. Proses ini tidak bisa dilakukan secara instan, perlu usaha jangka panjang dan berkelanjutan. Oleh karena itu, riset hingga saat ini masih belum dilihat sebagai investasi, tekannya.
Padahal menurut Iskandar, banyak negara-negara yang kaya sumber daya alam (SDA) tidak menikmati nilai tambah yang besar karena lemahnya kemampuan pengembangan iptek maupun inovasi di negara tersebut. “Kita harus belajar banyak dari Swiss, yang perkembangan ekonominya ditopang oleh iptek dan inovasi, padahal SDA yang dimiliki sangat terbatas,” tegasnya.
Menurut data Indikator IPTEK yang diterbitkan Pusat Penelitian Perkembangan Iptek (Pappiptek) LIPI 2014, anggaran belanja penelitian dan pengembangan (Litbang) Indonesia baru mencapai 0,09 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). “Negara tetangga seperti Malaysia bahkan telah melangkah cukup jauh dengan mengganggarkan 1% dari PDB, begitu juga dengan negara-negara anggota BRICS yaitu Brazil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan yang sudah melebihi 1%,” imbuh Iskandar.
Iskandar berharap ke depannya pemerintah bisa lebih memperkuat komitmen dan perhatian terhadap dunia penelitian. “Kami juga berharap terbatasnya anggaran dan perhatian terhadap riset tidak melemahkan semangat para peneliti Indonesia untuk terus berkontribusi menghasilkan yang terbaik bagi negara ini lewat penelitian,” pungkasnya. (lipi)