SOLO – Minat kolaborasi riset Indonesia dan Inggris meningkat. Peningkatan ini terjadi antara peneliti Indonesia dan Inggris melalui skema dana dukungan riset Institutional Links dan dana perjalanan riset Researcher Links.
Hal tersebut terlihat pada meningkatnya jumlah pemohon dana UK-Indonesia Science and Technology Fund, yang dibuka pada April-Juli 2016 lalu. Adapun UK-Indonesia Science and Technology Fund merupakan kemitraan penguatan serta pendanaan riset dan inovasi bersama antara Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) dengan British Council.
Direktur British Council Indonesia, Paul Smith OBE menjelaskan kemitraan dengan Kemenristek Dikti berbentuk panggilan proposal kegiatan penelitian dalam berbagai bidang. Mulai dari bidang kesehatan, kedaulatan pangan, ketahanan energi, pengembangan kota berkelanjutan, ketahanan bencana, hingga maritim.
“Sebelumnya di tahun 2015 telah didistribusikan dana penelitian Institutional Links pada tujuh kemitraan riset Indonesia-Inggris, dan dana penyelenggaraan lokakarya peneliti Researcher Links pada 5 institusi terpilih,” katanya seusai pendandatanganan kesepakatan kerja sama operasional, dalam Rapat Koordinasi Lembaga Penelitian Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) dan Badan Penelitian Pengembangan di Solo, Selasa sore, 9 Agustus 2016.
Menurut dia, bagi Inggris kerjasama tersebut merupakan upaya peningkatan kolaborasi penelitian internasional dengan berkontribusi menyediakan solusi bagi masalah-masalah besar di berbagai negara di dunia. Total mereka mengalokasikan dana sebesar 735 juta pounstering, yang dimulai sejak 2014 di 15 negara berkembang termasuk Indonesia. (IFR)
Sumber: Pikiran Rakyat