JAKARTA – Seorang dosen seharusnya difokuskan melakukan banyak penelitian sehingga bisa menghasilkan sejumlah jurnal dan riset yang bermanfaat bagi masyarakat, sekaligus menaikkan peringkat kampusnya. Sebab, semakin banyak penelitian yang dilakukan akan membuat kampus tersebut naik kelas bahkan di tingkat dunia.
“Kampus kita di Indonesia itu kalah sama Thailand, Malaysia, apalagi Singapura. Kita kalah karena banyak dosennya yang hanya mengajar dan tidak melakukan penelitian,” ungkap Rektor President University Dr Jony Octavian Haryanto, S.E, M.M, M.A. dalam acara media briefing di The Polo Club, Jakarta, belum lama ini.
Sebagai rektor, Jony pun mendorong para dosen untuk bisa menghasilkan penelitian yaitu dua dalam setahun. Bahkan di luar negeri ada sejumlah profesor yang memang telah fokus pada topik-topik penelitian tertentu.
“Jadi kalau dapat mahasiswa ya penelitiannya ya tentang topik yang memang bidang yang dikuasai. Makanya mahasiswa juga tidak banyak-banyak. Itu di luar negeri, tapi kalau profesornya malah banyak mengajar, kapan ada waktu untuk melakukan penelitian,” paparnya.
Demi menciptakan lebih banyak dosen yang melakukan penelitian pun Jony akan menerapkan program yang mengategorikan dosen berdasarkan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.
“Ada dosen tipe A yang banyak mengajar, dosen tipe B yang akan banyak melakukan penelitian, dan dosen tipe C yaitu struktural. Karena kan ada juga dosen yang memang senangnya mengajar atau melakukan riset jadi kita katagorikan seperti itu,” jelasnya.
Dosen tipe B ini akan lebih banyak memenuhi komposisi jumlah dosen yang ada di President University. “Untuk tipe a sebesar 30 persen, tipe B yaitu 60 persen dan tipe C yaitu 10 persen,” imbuhnya.
Jony menambahkan, dosen sebaiknya jangan terlalu banyak mengajar tapi banyaklah dalam melakukan penelitian. “Dosen ngajarnya jangan banyak-banyak. Kalau banyak mengajar kapan penelitiannya,” tambahnya. (IFR)
Sumber: okezone