News

7 Medali di Asia Pasifik, Peneliti Muda RI Perlu Dukungan

JAKARTA – Siswa Indonesia meraih tujuh medali dalam lomba karya ilmiah remaja Asia-Pacific Conference of Young Scientists (APCYS) ke-5 di India. Sekretaris Jenderal APCYS Srisetiowati Seiful berharap potensi peneliti muda di Indonesia mendapat banyak dukungan.

Ia mengatakan dukungan secara akamedik dan pemerintah sangat dibutuhkan. “Potensi dan kapasitas guru untuk terus membangkitkan science inquiry para siswa perlu ditingkatkan terus,” kata dia saat dihubungi Tempo, Minggu, 17 Juli2016.

Secara akademis, Sri Setiowati mengatakan kurikulum pendidikan di Indonesia juga perlu dikembangkan. Metoda pengajarannya, kata dia, perlu dirancang untuk tetap bisa mengembangkan sikap kritis dan keingintahuan siswa. “Bila masih berpatok pada sistem pengajaran searah, sikap-sikap ini tidak akan mungkin berkembang,” katanya.

Sri Setiowati mengatakan potensi peneliti muda juga bergantung kepada peran pemerintah. Ia berharap pemerintah dapat menggelar lebih banyak kegiatan penelitian, baik berupa lomba atau pameran, dari tingkat daerah hingga nasional.

Kegiatan tersebut, kata dia, akan memancing lebih banyak sekolah untuk mendorong siswanya berpartisipasi. Selain itu, kebutuhan akan sains akan tumbuh di lingkungan sekola. “Event daerah sampai tingkat nasional merupakan batu locatan bagi para siswa untuk berkecimpung dan berkiprah secara internasional,” katanya.

Indonesai mengirim 10 siswa berprestasi untuk mengikuti ajang APCYS di India. Tim Indonesia meraih dua medali emas, dua medali perak, dan tiga medali perunggu.

Dua medali perak untuk tim Indonesia diraih oleh Bramasto Rahman Prasojo dari SMP Chandra Kusuma Deli Serdang dan Lubba Ailati dari SMP Al-Ma’soem. Penelitian Chandra berjudul LED as a Solar Cell di kategori Physics. Sedangkan Lubba meneliti kategori Engineering. Penelitiannya diberi judul Designing Liquid Refractive Index Measuring Instrument.

Sementara medali perunggu diraih Rizky Aprillia Widianti dari SMAN 5 Surabaya berkat penelitiannya di kategori Life Science berjudul ‎Aroma Treatment for Noni Juice. Peraih medali perunggu lainnya adalah Shanon Angelica Indrasan dan Yihua Varaputtananda Chen. Siswa SMP Narada, Tangerang itu meneliti Water Antenna for Wi-Fi untuk kategori Engineering. ‎

Rafsi Azzam Hibatullah Albar, siswa SMP Al-Azhar 13 Surabaya, juga mendapat satu medali perunggu dalam kategori Computer Science. Penelitiannya berjudul The Application of Microcontroller on Plant Watering Automation.

Srisetiowati mengatakan Indonesia juga mendapat lima medali tambahan dari poster yang dipamerkan masing-masing peserta. “Tim meraih 1 medali perak untuk kategori Engineering dan 4 medali perunggu masing-masing untuk kategori Fisika, Engineering, Environmental Science dan Computer Science,” katanya.

Selain ketujuh nama di atas, Srisetiowati mengatakan masih ada dua anak lagi yang juga berprestasi. Mereka adalahMarcell Baringbing dan Gabe Simanjuntak dari SMPN 1 Sigumpar, Sumatera Utama. Salah satu peserta termuda tersebut menampilkan penelitian tentang Tobasa’s Batik from Melastoma Seed Extract dan mendapat perhatian khusus dari juri. “Sayangnya tahun ini tidak ada Special Awards,” kata Srisetiowati.

 

Sumber: Tempo.co

Join The Discussion