News

Empat Poin Catatan 2015 Kemendagri

Foto - Empat Catatan 2015

 

Tahun 2016 telah tiba, beberapa langkah kerja demi terwujudnya pelayanan dalam negeri telah terlaksana. Langkah ini tentu terus menjadi evaluasi dalam meningkatkan pelayanan terhadap publik Kementerian Dalam Negeri pada tahun selanjutnya

 

Menteri Dalam Negeri sendiri, Tjahjo Kumolo mengatakan ada empat poin kesimpulan catatan pada 2015. “Yang pertama adalah isu revolusi mental Nawacita yang digencarkan oleh presiden Joko Widodo,” katanya pada acara Pengarahan Seluruh Pejabat Struktural di Lingkungan Kementerian dalam Negeri, Senin (04/01).

 

Tjahjo berharap sembilan jalan perubahan itu tetap harus dipraktikkan kepada semua lapisan. “Untuk itu pemerintah akan selalu berusaha hadir di tengah masyarakat dan kedepan akan terus ditingkatkan,” tambahnya.

 

Yang kedua, isu pelayanan publik yang menjadi jembatan masyarakat dalam mengakses informasi dan pelayanan publik. “Pelayan publik harus membuang budaya priyai dan prinsipnya harus melayani masyarakat bukan dilayani,” ungkapnya.

 

Selain itu, masalah penyerapan anggaran juga kerap menjadi sorotan Menteri Dalam Negeri. Pasalnya penyerapan anggaran selama 2015 telah terbangun baik penyerapannya, baik itu di pusat maupun di daerah. Hal itu juga diamini oleh Sekertaris Jenderal, Dr. Ir. Yuswandi A. Temenggung. Ditemui di tempat yang sama,  ia juga mengungkapkan, dana posisi realisasi anggaran tahun 2015 adalah 61,30 persen, lebih baik dari tahun sebelumnya. “Pergerakan ini tentu akan terus kami monitor, sehingga laporannya akan final dan tidak ada pergerakan lagi,” kata Yuswandi.

 

Isu penyerapan ini juga diharapkan oleh Tjahjo pada 2016 nanti agar lebih efektif dan efisien. “Penyerapan anggaran harus lebih dioptimalkan dengan tetap memerhatikan kualitas, sasaran, dan strategi pembangunan yang hendak dicapai dengan menerapkan program nyata yang hasilnya dirasakan secara langsung oleh masyarakat,” harap Tjahjo.

 

Terakhir, Tjahjo mengingatkan soal isu pilkada serentak yang diselenggarakan pada 9 Desember lalu yang merupakan tonggak demokrasi pada 2015. “Pelaksanaan Pilkada Serentak merupakan tonggak budaya baru demokrasi yang telah dilaksanakan dengan tertib, lancar, dan sukses. Tentunya dengan dukungan dari berbagai elemen diharapkan pilkada ini menjadi pengalaman pelaksanaan pilkada serentak di masa depan,” tutupnya. Indah

Join The Discussion