Jakarta, – Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta agar pihak-pihak terkait yang menangani masalah terorisme membuktikan kebenaran atas dugaan bahwa Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan Batam, DDW, terlibat gerakan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).
“Laporan penjabat Gubernur pada saya, sebagaimana hal itu (bergabung ISIS) memang ada. Namun, apapun halnya, yang bersangkutan adalah pejabat otoritas, maka harus ada bukti-bukti kuat,” ujar Tjahjo, saat ditemui di Universitas Atma Jaya, Jakarta, Minggu (8/11/2015).
Menurut Tjahjo, berdasarkan koordinasi yang dilakukannya dengan Kepala Polda Batam, Badan Intelijen Negara, dan perwakilan TNI di Batam, dalam perkembangannya tidak ada bukti-bukti yang secara terbuka menunjukkan keterlibatan DDW dengan kelompok radikal ISIS. Meski demikian, ada data intelijen yang membenarkan hal tersebut. (baca: BNPT: ISIS Incar Birokrat Mapan)
Tjahjo juga telah berbicara dengan penjabat Gubernur Kepulauan Riau untuk meminta agar berkomunikasi dengan pihak terkait, untuk melihat sejauh mana keterlibatan DDW dengan ISIS. Hal tersebut di antaranya mengenai mulai kapan ia bergabung dan siapa-siapa saja yang mengikutinya.
Sementara itu, untuk mengantisipasi hal serupa terulang, Tjahjo mengatakan, berbagai perangkat daerah yang tergabung dalam forum komunikasi di tingkat kecamatan harus melakukan deteksi dini. Forum akan dipimpin oleh seorang camat yang beranggotakan Kapolsek, Kepala Koramil, serta tokoh-tokoh masyarakat dan agama.
“Gelas pecah pun harus bisa dideteksi. TNI/ Polri punya pengalaman. Nanti travel-travel juga kita deteksi, jangan-jangan perginya ibadah, tahu-tahu pulangnya sudah terkait ISIS,” kata Tjahjo.
Sebelumnya, Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Brigjen (Pol) Hamidin, Jumat (7/11/2015), di Tanjung Pinang, mengatakan, DDW sudah diidentifikasi sejak beberapa bulan lalu oleh petugas BNPT. Ia menyebutkan, saat ini DDW dan keluarganya sudah tidak berada di Indonesia. Mereka diduga sudah berada di Irak.
Menurut Hamidin, dugaan keterlibatan DDW dalam gerakan ISIS menunjukkan bahwa ISIS sudah masuk ke berbagai kalangan. Antara melaporkan, sejak sekitar empat bulan lalu, DDW tidak pernah lagi bekerja. Anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri telah memeriksa kediamannya, tetapi ia dan keluarganya tidak berada di rumah.
Sumber :www.kompas.com