Jakarta – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi menandatangani perjanjian Mou dengan Ministry of Goverment Administration and Home Affairs – (MoGAHA) Korsel. Kerjasama ini dimaksud untuk peningkatan bidang pembangunan daerah.
“Kerjasama dalam bidang pembangunan daerah di mana kegiatan-kegiatannaya meliputi program kerjasama peningkatan kapasitas sumber daya manusia. Kerjasama pembangunan kawasan pedesaan dengan menggunakan model baru pemberdayaan masyarakat seperti ‘Saemul Undong (Gerakan Desa Baru),” ucap Sekjen Kemdes PDTT Anwar Sanusi dalam sambutannya, di Kemendes PDTT Jl Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (25/8/2015).
Selain program itu, ada pula program peningkatan infrastruktur, ekonomi, sosial dan budaya, penelitian dan pembelajaran bersama mengenai pembangunan pedesaan. Serta area lainnya dari saling kepentingan mengenai pembangunan desa, pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi yang dapat diputuskan bersama.
Anwar menambahkan, penandatanganan Mou ini merupakan pengembangan dari kunjungan Presiden Republik Korea Selatan dan Presiden Indonesia pada tanggal 4 Desember 2006. Di dalamnya memuat 32 item kerjasama salah satu misinya yaitu untuk pertukaran budaya, pemuda dan pelajar/ mahasiswa serta wisatawan antara kedua negara.
“Perkembangan people-to-people contact, antar kedua negara menunjukkan intensitas yang semakin tinggi. Saat ini tercatat sekitar 30.709 WNI yang bekerja dan belajar di Korea, sementara kedubes Republik Korea mencatat lebih dari 40 ribu WNA Republik Korea yang tinggal dan bekerja di Indonesia,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil menteri MoGAHA Chung Chae Gun mengatakan, penandatanganann MOU ini untuk meningkatkan pertukaran sumber daya manusia dan membangun beberapa desa-desa sebagai model untuk desa yang ada di Indonesia.
“Saemul Undong merupakan sebuah gerakan desa baru dalam program pembangunan desa di Korea sejak tahun 1970. Program ini masih terus dilakukan hingga kini dan sebagai kunci keberhasilan yang masih diingat oleh masyarakat Korea,” ucapnya setelah diterjemahkan.
Diharapkan, kerjasama ini dapat memeperkuat hubungan bilateral antara Republik Indonesia dengan Republik Korea, khususnya memperkuat pembangunan desa daerah tertinggal dan transmigrasi. Untuk itu ia berencana untuk mengundang Menteri Desa Marwan Jafar untuk hadir dalam forum internasional di Korea.
“Tadi sempat bicara, akan membangun desa, untuk peningkatan yang terus berlanjut, saya mengundang Menteri Marwan ke Korea pada bulan November dalam forum pembangunan desa,” imbuhnya.
Sumber : www.detik.com