News

Men PP dan PA Gelar MoU Pelatihan TKW Dengan Tahir Fondation di Kemendagri

Jakarta – Penandatanganan MoU antara Kemendagri, Kemen PPPA, Gubernur terkait dengan pihak Tahir Foundation menyangkut Proyek Pelatihan Calon Tenaga Kerja Wanita (TKW), Kamis, (21/5/2015) di Ruang Sasana Bhakti Praja, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri, Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.

Pada nota kesepahaman itu, hadir Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Men PP dan PA), Tahir Foundation (TF) dan 5 Wakil Gubernur yang mewakili Gubernur Jabar, Jateng, Jatim, NTT, NTB, dan satu Gubernur Maluku yang hadir. Men PP dan PA dan TF akan bekerjasama dengan Menteri Luar Negeri dan Kementerian atau lembaga terkait seperti Menaker dan BNP2TKI melalui Duta Besar Indonesia di Negara tujuan seperti Hongkong, Singapore, Malaysia, Taiwan, dan Khususnya di Dubai.

Pelatihan itu mencakup 5 bidang pelatihan diantaranya adalah bidang bahasa Inggris dan Mandarin, bidang houspitality, bidang keperawatan, bidang dasar bisnis dan pelatihan pengembangan karakter. Dan dilaksanakan bulan Agustus, peserta tidak dikenakan biaya alias dan akan ditentukan nilai jual TKW dibanding sebelum mendapat pelatihan.

“Kerjasama ini saya sambut dengan sukacita karena visinya untuk mengembalikan harkat dan martabat perempuan Indonesia yang bekerja di luar negeri, yang selama ini menemui banyak permasalahan,” ujar Yohana Yembise, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada acara MoU dengan Tahir Foundation.

Selama ini kata Yohana, TKW bekerja sebagai PRT yang bekerja dengan gaji murah yang mengakibatkan penuh dengan pengorbanan walaupun diperlakukan tidak adil, seperti disiksa, dilecehkan, bahkan kehilangan nyawa.

“Pelatihan ini bukan penyaluran PRT tapi menyiapkan TKW yang berkeahlian dan berketahanan. Saya akan selalu berkoordinasi dengan Menaker, Mempariwisata, Menkes, dan BNP2TKI,” imbuhnya.

Dengan mengambil tagline Wanita Indonesia Hebat (WIH), proyek pelatihan calon TKW ini akan diadakan 5 tahun dengan melibatkan 6 provinsi sebagai pilot project di tahun pertama diantaranya Jabar, Jateng, Jatim, NTT, NTB, dan Maluku.

Masih dikatakan Menteri PP dan PA, bagaimana bisa mengangkat perempuan agar tidak bisa dilecehkan. Oleh karena itu dikatakan Yohana dari enam provinsi yang menjadi pilot project itu dapat menentukan berhasil tidaknya merubah nasib bangsa Indonesia.

Lebih lanjut dikatakan Dato Sri Prof. Dr. Taher yang merupakan pemimpin dari Mayapada Group menyatakan bagian tidak terpisahkan dari seorang pengusaha dapat menghidupkan anak dan mengembalikan yang wajar dan tidak perlu diragukan.

“Menikmati keuntungan di negeri ini, supaya masyarakat lebih baik. Saya masuk urusan TKW, bahwa kita tidak bisa mengirim pembantu rumah tangga tapi kita mengirim TKW terhormat yang mendapat penghasilan lebih baik,” tegas Taher.

Ironis dikatakan Taher Foundation, pada kasus TKW terhadap orang yang sudah mau mati sudah dimandikan dan diprediksikan besok akan mati. Dengan demikian dikatakan Taher, lagi-lagi orang yang hidup dilibatkan untuk mendapat keterampilan supaya tenaga kerja wanita bisa bekerja terhormat.

“Itu merupakan kehormatan bagi saya. Saya tidak merasa beban karena saya sudah diberikan lebih banyak. Di dunia tidak ada makan siang cuma-cuma,” imbuh Taher.

Sumber :www.beritalima.com