News

135 Daerah Manfaatkan Aplikasi Puja Indah, BSKDN Kemendagri Optimistis Makin Banyak Daerah Berinovasi

Jakarta- Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) optimistis semakin banyak daerah yang berinovasi. Pasalnya, terhitung sampai Agustus 2023, ada sebanyak 135 daerah yang telah menandatangani Perjanjian Kerja (PK) terkait pemanfaatan aplikasi Pusat Jejaring Inovasi Daerah (Puja Indah).

Puja Indah secara teknis dapat didefinisikan sebagai aplikasi layanan pemerintahan berbagi pakai berbasis data input. Aplikasi ini dikembangkan untuk mempercepat layanan pemerintahan melalui layanan elektronik dalam satu platform.

“Target yang ditetapkan berdasarkan Renstra untuk penerapan Puja Indah ini pada tahun 2023 ini jumlahnya 171 (daerah) yang menandatangani baru 135 daerah, semoga semakin meningkat pemanfaatanya,” ungkap Kepala Pusat Strategi Kebijakan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Teknologi Informasi, dan Inovasi Pemerintahan Dalam Negeri BSKDN Kemendagri Aferi S.Fudail.

Penjelasan itu disampaikannya saat menjadi narasumber pada diskusi panel yang mengusung tema “Evaluasi Jejaring Puja Indah Guna Menjaring Inovasi Pendidikan untuk mendukung Standar Pelayanan Minimum (SPM)” di Hotel Bidakara Jakarta pada Jumat, 1 September 2023. Diskusi tersebut menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Strategi Kebijakan Dalam Negeri Pusat dan Daerah Tahun 2023 yang berlangsung pada 31 Agustus hingga 2 September 2023.

Lebih lanjut Dia menerangkan, Puja Indah memiliki 13 layanan pemerintahan di antaranya layanan pendidikan, layanan perizinan, layanan kesehatan, layanan ketenagakerjaan, kependudukan, komoditas, aspirasi, layanan ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat (trantibumlinmas), layanan sosial, pariwisata, pekerjaan umum, dan layanan perhubungan. Selain itu, ada juga layanan tematik sesuai dengan isu yang berkembang yakni layanan pajak dan retribusi, data tunggal kemiskinan, hingga layanan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Melalui beragam layanan tersebut, Aferi berharap dapat mempermudah daerah dalam meningkatkan inovasi di wilayahya masing-masing. Dia juga mengimbau kepada seluruh pemerintah daerah (Pemda) agar lebih giat mengenalkan inovasi yang dimiliki melalui pameran atau lomba inovasi daerah. Menurutnya, upaya tersebut dapat meningkatkan semangat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) hingga masyarakat untuk aktif berinovasi.

“Ada ekspos pameran atas produk-produk inovasi terutama dari daerah-daerah yang terkategori inovatif, syukur-syukur kalau seluruh daerah dapat berpartisipasi, yang kita harapkan bisa menjadi forum tukar-menukar ide kreatif untuk menciptakan inovasi,” jelasnya.

Sejalan dengan itu, Head of Strategic Planning and Partnership Tanoto Foundation Aryani Savitri mengatakan, peningkatan inovasi daerah membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak. Tidak hanya lembaga pemerintahan, tetapi juga penting melibatkan lembaga non-pemerintahan. Dalam hal ini, Aryani menegaskan, pihaknya berkomitmen mendukung kemajuan inovasi di Indonesia melalui program-program yang dimilikinya. Hal itu meliputi program pendidikan, program pengurangan angka stunting, dan beragam program lainnya.

“Dalam melakukan program kami juga melakukan riset dan pengukuran, di mana pengukuran itu adalah menjadi pengetahuan yang nantinya mudah-mudahan menjadi referensi, masukan bagi para Bapak dan Ibu semua ketika mengambil kebijakan,” teranngya.

Sementara itu, Wakil Pemimpin Redaksi Kompas TV Yogi Arief Nugraha mengapresiasi aplikasi Puja Indah yang digagas oleh Kemendagri. Menurutnya, Puja Indah dapat menjadi solusi menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi Pemda khususnya dalam meningkatkan inovasi. Dirinya berharap ke depan aplikasi Puja Indah dapat diakses semua daerah.

“Akses kemudahan adalah masukan komentar kami Pak Kapus (Aferi S.Fudail), penting dalam hal bagaimana menyasar banyak user begitu, aspek kemudahan itu adalah paling utama. Tidak ada aplikasi yang lebih baik selain yang mudah diakses oleh user,” pungkasnya.

Join The Discussion