News

Kemendagri Gali Kendala Daerah dalam Berinovasi

AMBON– Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) terus berupaya melakukan pembinaan terhadap daerah yang mendapat predikat kurang inovatif. Setelah sebelumnya mengunjungi Surabaya, Medan, dan Jayapura, kali ini Kemendagri menggelar rapat pembinaan di kota Ambon, dengan tujuan sama untuk mendorong peningkatan inovasi daerah.

“Kami berharap kepada Bapak dan Ibu yang hadir dan mewakili daerahnya masing-masing, untuk dapat menginventarisasi dan mengidentifikasi permasalahan dan kemampuan, serta dapat menilai dan mengukur kekurangan dan kelebihan sesuai dengan karakteristiknya daerahnya untuk memperbaiki sektor pelayanan publik, tata kelola pemerintahan dan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah,” ungkap Sekretaris Badan Kebijakan Strategi Dalam Negeri (BSKDN), Kurniasih, pada sambutan pembukaan rapat pembinaan, Rabu, 30 Maret 2022.

Acara bertajuk Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Daerah Kurang Inovatif dan Tidak Dapat Dinilai tersebut dihadiri oleh 26 perwakilan dari Kabupaten dan kota di kepulauan Sulawesi dan Maluku. Pada masing-masing perwakilan pemerintah daerah, Kurniasih mengatakan pihaknya akan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan tantangan dan kendala yang mereka hadapi dalam upaya meningkatkan inovasi daerahnya.

“Kegiatan ini diharapkan mampu memacu dan memotivasi Pemerintah Daerah, untuk mampu melihat permasalahan dalam penyelenggaraan Pemerintah Daerah dengan mindset think out of the box, sehingga dapat menyelesaikannya secara kreatif, solutif dan inovatif,” ucap Kurniasih.

Merespons hal tersebut, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Provinsi Maluku, Anton Laillosa, mengatakan terima kasih atas kunjungan BSKDN Kemendagri. Ia pun menceritakan tantangan daerah-daerah di Provinsi Maluku cukup berat dalam meningkatkan inovasi daerah.

“Kita sering bangga dengan Maluku, karena daerah kepulauan, karena pulau yang indah, lautnya yang indah. Katanya banyak sumber daya, perikanan, dan pariwisata. Tapi kita juga berhadapan dengan kenyataan-kenyataan bahwa kita daerah termiskin nomor empat dari bawah, dan banyak hal yang masih ketinggalan. Kami di Maluku sadar sekali, untuk mendorong investasi, teknologi, ekspor, dan lain-lain halnya kemampuan kita sangat terbatas.” kata Anton menjelaskan tantangan daerahnya.

Meskipun begitu ia yakin para peserta yang hadir akan terus berusaha di tengah keterbatasan yang ada saat ini untuk meningkatkan hasil capaian inovasi yang lebih baik pada waktu mendatang. Sebab itu, pertemuan kali ini akan sangat membantu para peserta untuk mendapatkan pemahaman dalam mengatasi persoalan-persoalan inovasi daerah yang tengah dihadapi.

“Harapannya pertemuan seperti ini dapat mendorong kita berbagi pengalaman, melahirkan ide dan sumber daya cemerlang dan efektif. Apalagi saat ini kita didampingi oleh pemerintah pusat yang dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas,” pungkasnya.

Join The Discussion