Dikutip dari krjogja.com, Pemkot Yogya mulai membuka pengajuan proposal kegiatan riset untuk tahun 2021. Tema penelitian yang akan menjadi pertimbangan utama ialah berbagai persoalan di wilayah perkotaan. Terutama menyangkut infrastruktur dan pariwisata.
Wakil Walikota Yogya Heroe Poerwadi, menjelaskan kehadiran Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) di Kulonprogo serta rencana pembangunan jalan tol menuju Solo, tidak bisa disepelekan. ”Jika semua itu nanti beroperasi penuh pasti akan ada perubahan dari sisi aglomerasi. Kalau Yogya terlambat mengantisipasi, itu akan berdampak pada sektor pariwisata. Penelitian ke depan harus melihat persoalan itu,” tandasnya.
Oleh karena itu, imbuh Heroe, pihaknya terus mendorong Dinas Perhubungan agar mulai mengkaji penerapan jalur searah di berbagai ruas jalan. Jika itu tidak segera dilakukan, dikhawatirkan kemacetan akan menjadi momok serius di Kota Yogya dan wisatawan jadi enggan berkunjung. Berkurangnya jumlah wisatawan pun akan berimbas pada pergerakan sektor ekonomi di Kota Yogya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogya Agus Tri Haryono, mengaku banyak tema yang bisa diangkat untuk proposal penelitian 2021. Khusus untuk masalah pariwisata, Kota Yogya masih membutuhkan branding untuk bisa lebih memberi kesan ke wisatawan.
”Banyak yang bisa digali. Kalau untuk infrastruktur, sekarang sedang gencar ada penataan tata ruang. Nah keberadaan PKL juga harus ditata tanpa ada yang merugikan. Konsep itu bisa diangkat untuk materi penelitian,” akunya.
Sedangkan masalah lain yang juga berimbas besar ialah pengelolaan sampah. Selama ini Kota Yogya sangat mengandalkan TPST Piyungan. Jika dalam sehari operasional di sana tutup, maka dampaknya langsung dirasakan di Kota Yogya. Sehingga butuh ada penelitian agar ada pengolahan sampah berbasis wilayah guna mengurangi ketergantungan di TPST Piyungan.
Sementara Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Bappeda Kota Yogya Tri Retnani SSi MT, untuk tahun ini ada delapan judul penelitian yang sudah disetujui, hasil pengajuan proposal tahun 2019 lalu. Setiap penelitian dialokasikan dana sebesar Rp 25 juta hingga Rp 35 juta.
”Alokasinya memang cukup kecil, namun ini sifatnya hanya untuk merangsang minat penelitian bagi dosen. Apalagi nanti hasil penelitian akan kami rangkum dalam jurnal sehingga bisa menambang angka kredit bagi dosen,” katanya.