News

Mendagri: Peringatan HUT DWP dan Hari Ibu Jangan Sekadar Ritual

JAKARTA- Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, mengimbau agar momen peringatan HUT DWP dan Hari Ibu tidak menjadi kegiatan ritual yang hanya dilakukan tanpa mengerti makna. Mendagri menginginkan agar peringatan Hari Ibu dan HUT DWP dapat dimaknai lebih dalam dengan menggali makna filosofinya. “Dari filosofi itu kita tahu mau dibawa kemana Hari Ibu termasuk (HUT) Dharma Wanita,” tuturnya saat menghadiri peringatan puncak HUT DWP ke-20 dan Hari Ibu ke-91, di Kantor Kemendagri, Jakarta, Senin (23/12).

Mendagri menjelaskan, Hari Ibu di Indonesia dengan Mother’s Day di tingkat internasional memiliki akar sejarah yang berbeda. Dirinya menyinggung terkait informasi yang beredar di media sosial ihwal Hari Ibu. Ada sejumlah informasi yang menyatakan, bahwa Hari Ibu sama dengan Mother’s Day, dan menganggapnya sebagai sesuatu kesalahan untuk diperingati karena dibuat oleh kelompok tertentu. “Ia menyatakan peringatan Hari Ibu Mother’s Day itu berdosa untuk diperingati,” kata Mendagri.

Mendagri menerangkan, sekilas sejarah bagaimana lahirnya peringatan tersebut. Ia menuturkan, Hari Ibu di Indonesia berakar dari kongres perempuan pertama yang digelar di Yogyakarta pada 1928  dengan tujuan memperkuat peran wanita. “Secara silent (tersembunyi) untuk kemerdekaan, secara terbukanya untuk wanita dalam berkeluarga, bidang pendidikan, kesehatan, dan lain-lain,” katanya.

Sedangkan Mother’s Day lahir dari Yunani yang berlanjut ke beberapa negara yang diidentikan dengan ritual-ritual tertentu. Mother’s Day baru mendunia setelah digaungkan oleh seorang aktivis wanita Amerika yang merawat para korban luka pada saat perang saudara di negara tersebut. Saat Ibunya meninggal, ia mengusulkan satu hari untuk mengenangnya yang kemudian menjadi tonggak sejarah Mother’s Day.

Sementara itu, Menurut Mendagri Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan ruang yang cukup dominan kepada wanita.  Karena di negara lain, tidak sedikit yang masih memosisikan wania sebagai kelas kedua. Meski begitu, ruang untuk wanita di Indonesia tetap harus ditingkatkan agar lebih dominan. Dirinya juga berharap agar suatu saat posisi Mendagri dapat dijabat oleh seorang wanita. (MJA)

Join The Discussion