Dikutip dari medcom.id, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) akan membangun sistem pangkalan data (database) nasional dari seluruh kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan (Litbangjirap) inovasi. Dengan pangkalan data tersebut, inovasi yang muncul dari LPNK dan perguruan tinggi diharapkan tidak menghasilkan dua inovasi serupa.
“Pertama yang harus dibuat adalah database. Salah satu tugas utama BRIN adalah membuat database mengenai kegiatan Litbangjirap di Indonesia supaya terhindar yang namanya duplikasi,” kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang Brodjonegoro, di Jakarta, Selasa, 10 Desember 2019.
Bambang mengakui, inovasi yang diciptakan oleh LPNK dan perguruan tinggi masih ada yang serupa. Sehingga perlu ada pangkalan data Litbangjirap yang dapat menunjukkan kegiatan Litbangjirap mana yang serupa dana mana yang tidak.
“Dengan database tersebut kita bisa mendorong sinergi. Selama ini mungkin BPPT belum tahu apa yang dikembangkan universitas. Universitas kadang-kadang tidak tahu BPPT sedang mengembangkan sesuatu. BPPT kadang-kadang tidak tahu LIPI sedang mengembangkan sesuatu jadi untuk mendorong komunikasi, paling penting database itu,”jelas Bambang.
Dengan database tersebut, kegiatan Litbangjirap yang serupa dapat digabung atau disinergikan. Sehingga dana dan usaha yang diberikan mampu menghasilkan inovasi yang lebih baik ketimbang apabila inovasi tersebut dikerjakan sendiri-sendiri oleh masing-masing LPNK atau perguruan tinggi.
“Nanti produk yang dilahirkan benar-benar produk unggul. Tidak lagi produk versi lembaga A dan versi lembaga B yang kelihatannya sama, meskipun pasti ada perbedaannya. Kita ingin bukan versi lembaga A dan versi lembaga B yang keluar, tapi benar-benar produk terbaik dari sinergi lembaga A dan lembaga B tadi,” tutur Bambang.