News

Memacu Daerah agar Berinovasi

JAKARTA-Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri (BPP Kemendagri), terus berupaya meningkatkan daerah agar berinovasi. Melalui Puslitbang Inovasi daerah, BPP Kemendagri meluncurkan berbagai kebijakan untuk menyukseskan misi tersebut. Kebijakan itu seperti, membangun indeks inovasi daerah, membuat layanan Pusat Jejaring Inovasi Daerah (Puja Indah), memberi penghargaan bagi daerah yang berinovasi (Innovative Government Award), dan beberapa program lainnya.

Hal itu diungkapkan Kepala Puslitbang Inovasi Daerah, Matheos Tan, saat menjadi narasumber pada gelaran Rakornas Litbang Pemerintahan Dalam Negeri 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (21/11). Kegiatan ini diinisiasi BPP Kemendagri sebagai bagian dari pembinaan sekaligus penyerapan aspirasi litbang daerah, baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota. Adapun tema yang diusung yakni Penguatan Lembaga Litbang Daerah dalam Meningkatkan Kualitas Kebijakan dan Memacu Inovasi Daerah.

Matheos menjelaskan, bagaimana peran indeks inovasi daerah dalam meningkatkan daerah berinovasi. Indeks merupakan himpunan inovasi yang diunggah oleh daerah. Melalui unggahan itu akan melahirkan kategori daerah paling berinovasi yang bakal diganjar dengan pemberian penghargan. Lewat indeks pula, BPP Kemendagri dapat mengetahui daerah mana saja yang perlu didampingi karena tingkat inovasinya dinilai masih rendah.  “Kami akan membantu Bapak dan Ibu untuk bagaimana melakukan inovasi maupun replikasi terhadap kegiatan-kegiatan yang bersifat tata kelola pemerintahan, pelayanan publik, maupun bentuk inovasi lainnya,” katanya.

Namun sayangnya, saat ini tidak sedikit daerah yang belum mengisi indeks inovasi daerah. Matheos menjelaskan kondisi itu dialami daerah baik provinsi, kabupaten/kota yang belum perhatian terhadap layanan tersebut. “Kalau lihat grafik, di provinsi ada yang sangat inovatif, ada yang inovatif dan kurang inovatif. Yang paling parah adalah belum mengisi data,” kata Matheos sambil menunjukkan data. Ia menyarankan, agar pemerintah daerah terutama provinsi gencar mensosialisasikan program tersebut. Terutama daerah bagian tengah dan timur yang tingkat pengisiannya masih rendah.

Adapun alur penilaian penghargaan daerah terinovasi itu, yakni data yang sudah diunggah ke dalam aplikasi indeks inovasi daerah akan dinilai berdasar sistem komputerisasi. Data itu kemudian merangking skor pemerintah yang memunculkan nominator penghargaan. Untuk memastikan data yang diunggah valid, tim penilai juga mengecek ke ke masing-masing daerah nominator. Pada ujung penilaian, kepala daerah diminta memaparkan berbagai capaian inovasi sekaligus komitmennya  di depan tim penilai yang terdiri dari sejumlah pihak.

Tingkatkan Inovasi

Untuk meningkatkan daerah berinovasi, daerah dapat mereplikasi layanan berbasis aplikasi yang ada di Puja Indah. Saat ini layanan itu berisi tujuh urusan berbasis aplikasi, seperti perizinan, pendidikan, kesehatan, tenaga kerja, administrasi kependudukan, perdagangan, dan aplikasi penyerapan aspirasi untuk Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Layanan itu, kata Matheos, dibangun untuk membantu daerah yang masih tertinggal. Ia tidak memungkiri ada sejumlah daerah yang telah memiliki layanan berbasis aplikasi yang sistemnya dibangun lebih baik dari Puja Indah. “Kalau Bapak dan Ibu punya uang RP 300 juta itu bisa membuat satu atau dua aplikasi, tetapi dengan Puja Indah bisa mendapat aplikasi dengan cuma-Cuma,” ujarnya

Matheos menambahkan sejumlah masukan yang perlu dilakukan pemerintah daerah dalam meningkatkan inovasi. Menurutnya, pemerintah daerah perlu mendorong ide-ide kreatif untuk mendorong munculnya berbagai inovasi di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD), atau yang dikenal dengan istilah one inovation one agency. Selain itu, perlu juga membentuk tim kerja pembina inovasi daerah untuk memasukkan data inovasi daerah ke dalam aplikasi indeks inovasi daerah. Pemerintah daerah juga dianjurkan menyediakan berbagai data dukung pengisian indeks inovasi daerah. “Perlu diperhatikan kelengkapan data dukung, berupa Perda/Perkada, video inovasi, manfaat inovasi, survei kepuasan, layanan pengaduan dan sebagainya,” kata Matheos.

Sementara itu, untuk penerapan layanan Puja Indah, Puslitbang Inovasi Daerah memiliki sejumlah daerah yang menjadi pilot project. Pada forum itu, hadir dua daerah yang sudah mereplikasi layanan yang ada di Puja Indah sebagai narasumber. Kedua daerah itu yakni Kabupaten Musi Rawas yang langsung diwakili Bupatinya Hendra Gunawan, dan Kabupaten Labuhanbatu yang diwakili Kepala Litbang, Hobol Zulkifli.

Mereka banyak bercerita terkait  ikhtiar yang dilakukan dalam meningkatkan inovasi di daerahnya masing-masing. Termasuk peran replikasi inovasi yang termuat dalam layanan Puja Indah. Hobol mengaku, layanan Puja Indah telah memberikan dampak baik bagi laju inovasi di daerahnya. Dirinya juga terbuka untuk mereplikasi inovasi dari daerah lain. (MJA)

Join The Discussion