Dikutip dari gatra.com, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Ambon, Provinsi Maluku, membentuk jejaring laboratorium (Lab) mikrobiologi. Ini dilakukan untuk melindungi masyarakat.
Kepala BPOM Ambon Hariani mengungkapkan, pembentukan jejaring mikrobiologi ini juga dilakukan untuk saling bertukar informasi, pengetahuan dan mengedukasi masyarakat.
“Ada tujuh lab mikrobiologi yaitu Karantina Ikan, Kesehatan, Baristan, BTKN, Mipa Biologi (Kampus) Unpatti, Teknologi Hasil Perikanan dan Balai POM. Mudah mudahan masih kita kembangkan terus,” kata Hariani kepada Gatra.com di Joas Caffee, Kota Ambon, Maluku, Selasa sore (5/11/2019).
Tujuh lab mikro yang ada saat ini akan saling bersinergi dan sharing informasi kepada masyarakat terkait mikrobiologi.
“Orang mendengar mikro itu menakutkan. Padahal kan ada mikroba yang positif dan negatif dalam arti mengganggu kesehatan,” katanya.
Pembentukan jejaring ini juga dalam rangka meningkatkan pelayanan bagi masyarakat, baik perorangan maupun instansi.
“Jadi kalau ada orang perlu dan tes di lab satu tidak ada, mungkin ada di lab yang lain. Jadi saling bisa berkoordinasi. Jadi ini untuk pengujian lab mikrobiologinya,” jelasnya.
Hariani mencontohkan seperti BPOM sendiri melakukan pengujian produk. Sementara lab lain menguji pada sisi spesimen.
“Ternyata Baristan juga mempunyai alat yang sama, tapi parameter mikro yang mereka uji itu ternyata beda. Sehingga kita bisa saling bersinergi,” jelasnya.
BPOM, lanjut dia, melindungi masyarakat terhadap produk yang sudah beredar di pasaran, dan berpotensi merugikan dan mengganggu kesehatan masyarakat.
“Nah kalau lab lain, beda lagi. Misalnya Baristan yang menerbitkan sertifikat. Berarti memberikan pengakuan mutu terhadap satu produk. Kalau Labkes beda lagi, perikanan beda lagi, Unpatti beda lagi, lab penelitian,” ujarnya.
Pembentukan jejaring ini menyusul adanya keresahan masyarakat terutama di tahun 2019. Banyak isu yang kadang berdampak negatif juga kepada masyarakat.
“Jadi untuk meluruskan itu kita tidak bisa sendiri. Apalagi kalau sudah tereskpose dan itu bukan hasil uji dari lab kami, tentu kami tidak bisa klarifikasi atau membantah. Makanya dengan adanya wadah ini kami masing-masing dengan kompotensi ruang lingkup pengujiannya saling mendukung satu dengan yang lain,” jelasnya.
Adanya jejaring lab mikrobiologi ini juga dilakukan untuk dapat menyinkronkan peran agar dapat berkembang secara bersama sama.
“Jadi jangan satu lab maju sendiri, yang lain masih menggunakan metode yang lama. Intinya sebenarnya untuk melindungi masyarakat, untuk pelayanan publik dengan fungsi beda-beda.