Dikutip dari medcom.id, Kementerian Pendidikan dan Kebudyaan (Kemendikbud) bersama Historia.id melakukan pemetan terhadap asal-asul orang Indonesia melalui tes Deoxyribonucleic acid (DNA). Mengingat Indonesia memiliki lebih dari 700 bahasa dan 500 populasi etnik dengan budaya beragam.
Pimpinan Redaksi majalah Histroia.id Bonnie Triyana mengatakan, latar belakang individu kerap kali dipersoalkan oleh segelintir masyarakat, terutama dalam penyelanggaran pesta demokrasi lima tahun sekali. Argumentasi historis setiap individu tidak cukup kuat melawan politik identitas yang dapat dibiaskan.
Padahal setelah dites DNA banyakdi antara masyarakat Indonesia yang bahkan secara fisik terlihat bentuk dan warna kulitnya beda ternyata memiliki banyak kedekatan genetika. “Kami merasa perhatin, konstruksi sosial rasialisme menjadi stigma dalam 10 tahun terakhir, padahal takdir orang Indonesia beragam, punya argumentasi historis masing-masing,” ujar Bonnie dalam sambutanya saat membuka Pameran Asal usul orang Indonesia (Asoi), di Museum Nasional, Jakarta, Selasa, 15 Oktober 2019.
Tes DNA dianggap dapat menjawab permasalahan tersebut. Penelitian ini memakai DNA mitokondria yang diturunkan melalui ibu, lalu kromosom Y yang diturunkan dari ayah, serta DNA autosom yang diturunkan dari kedua orang tua.
Pengujian DNA dilakukan secara terpercaya dengan menggunakan laboratorium di Australia. Diuji selama dua hingga tiga bulan terhadap sejumlah individu yang telah diambil tes DNA-nya.
“Dengan ini berharap melawan stigma konstruksi sosial yang merugikan bangsa Indonesia, yang dapat membahayakan kesatuan Indonesia,” tuturnya.
Sementara itu Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan penelitian juga berangkat dari pertanyaan adakah orang asli Indonesia, sehingga dilakukan pendekatan secara kultural, dari prespektif gentika. Bahwasanya keberagaman yang dimiliki orang Indonesia sudah disamakan melalui nilai-nilai kebudayaan.
“Riset ini menegaskan semboyan kita Bhinneka Tunggal Ika. Saya kira ini akan membuka lembaran-lembaran pemikiran baru tentang bagaimana kita mengelola bangsa yang majemuk, bersatu di dalam perbedaan,” jelas Hilmar.
Lebih lanjut, hasil peneliatan asal usul orang Indonesia di pamerkan dalam pameran Asoi di Museum Nasional. Pameran dibuka sejak 15 Oktober hingga 10 November 2019. Penilitian Asoi didukung oleh Direktorat Sejarah, Cagar Budaya dan Permuseuman, Ditjen Kebudyaan, Kemendikbud, dan Museum Nasional.