Dikutip dari jpnn.com, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, Indonesia telah memiliki 81 Pusat Unggulan Iptek (PUI) utama.
Sebanyak 81 PUI yang sudah mapan ini berasal dari 137 binaan Kemenristekdikti.
“Dari jumlah 81 PUI yang sudah mature ini minimal harus memiliki 2 indikator. Pertama, PUI harus bisa menghasilkan publikasi dan program doktor. Kedua dari riset yang sudah dihasilkan tersebut harus bisa menghasilkan produk bermanfaat kepada masyarakat. Contohnya riset di bidang kopi dan implan untuk gigi,” ungkap Nasir saat memberikan arahan pada acara Silaturahmi Nasional Lembaga Litbang Indonesia 2019 di Gedung Kemenristekdikti, Jakarta, Selasa (1/10).
Dia menambahkan riset harus bisa dihilirisasi secara langsung ke industri atau difasilitasi ke industri melalui mediasi pemerintah. Selain itu, penelitinya pun tidak boleh cukup hanya meneliti di dasarnya. Namun, harus ditingkatkan pada riset terapan atau pengembangan agar ke depannya bisa menambah jumlah inovasi kita yang masih sangat kecil.
“Untuk memperbanyak inovasi, ada satu media yang harus diajak dalam program PUI ini yaitu Inventor, Innovator, Investor Collaboration. Artinya harus ada kolaborasi inovasi antara inventor, inovator dan investor. Dan yang harus ditekankan adalah riset tidak boleh hanya sebatas sampai publikasi tapi harus memiliki dampak positif dalam masyarakat baik industri ataupun masyarakat secara langsung,” tutur Nasir.
Saat ini, produk inovasi Kemenristekdikti sudah banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Salah satu produk inovasi tersebut adalah lampu LED untuk menarik perhatian ikan saat nelayan melaut di malam hari.
“Nelayan Jepara sudah merasakan manfaat dari inovasi Lampu LED ini, hasil tangkapan meningkat 25 persen. Dengan teknologi jangan nelayan mencari ikan tapi nelayan mengambil ikan, ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Plt. Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo mengatakan Silaturahmi Nasional Lembaga Litbang Indonesia Tahun 2019 bertujuan meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar instansi litbang dan instansi pendukung litbang. Di samping meningkatkan fokus arah lembaga litbang terkait rencana dan arah tindak lanjut ke depannya.
“Kemenristekdikti juga memerhatikan perkembangan lembaga litbang ke depan agar lebih terarah menuju lembaga litbang yang unggul sesuai tugas dan fungsinya,” ujar Patdono.