Dikutip dari inews.id, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membangun Pusat Penelitian dan Inovasi M Dasron Hamid yang terletak di Kampus Terpadu, Jalan Ringroad Barat, Kasihan, Bantul, DIY. Keberadaan pusat penelitian ini bertujuan untuk mendukung pengembangan penelitian dan mewujudkan Indonesia yang lebih maju.
Secara simbolis groundbreaking research and innovation Center ini ditandai dengan pemencetan tombol oleh Ketua Umum PP Muhamadiyah Haedar Nashir, didampingi Rektor UMY Gunawan Budiyanto dan para pihak terkait.
Dalam sambutannya, Haedar memberi apresiasi atas pembangunan gedung tersebut. Apalagi menurutnya, menggunakan nama tokoh Muhammadiyah M Dasron Hamid yang ikut merintis dan mengembangkan UMY sampai saat ini.
“Ini merupakan penghargaan yang tinggi atas jasa dan dedikasi beliau,” ujar Haedar Nashir, Selasa (30/7/2019).
Dia mengharapkan, keberadaan gedung ini mampu mendukung kemampuan penelitian secara mandiri. Tanpa ada penelitian, sangat tidak mungkin bangsa ini mengolah dan memanfatkan sumber daya alam yang sangat melimpah.
“UMY harus berkembang dan gedung ini harus menjadi pusat riset yang representatif,” katanya.
Dia menilai, laboratorium ini bisa dipakai untuk kebutuhan ilmu eksakta dan humaniora. Sehingga bisa mengembangan ekonomi juga agar Indonesia bisa menjadi lebih maju.
“Indonesia harus menjadi negara maju yang mempunyai kemampuan riset dan mandiri,” ucapnya.
Sesuai target yang ada, pembangunan laboratorium ini akan diselesaikan selama dua tahun. Nantinya akan menjadi pusat studi apapun, termasuk bencana dan lingkungan hidup.
Sementara itu, Rektor UMY Gunawan Budiyanto mengatakan, pembangunan pusat riset ini untuk mewujudkan mimpi almarhum Dasron Hamid. Ketika erupsi Merapi, beliau ingin meneliti kandungan abu vulkanis.
Bahkan pada erupsi Gunung Kelud 2014, ingin mengembangkan abu sebagai bahan pupuk organik. Pemikiran beliau yang terus maju, mendorong civitas akademika untuk mewujudkan mimpi membangun dan memiliki pusat riset dan inovasi.
“Kami sudah sering melakukan penelitian dan join dengan kampus lain bahkan sampai di luar negeri. Namun ketika mereka yang ke sini, tidak bisa meneliti karena alatnya belum sesuai standar,” ujar Rektor.
Diketahui pada proyek pembangunan dengan lahan seluas 11.272 meter persegi, nantinya akan berdiri gedung dengan tujuh lantai dan menyedot anggaran Rp120 miliar. Pembagiannya, dana Rp50 miliar untuk fisik bangunan dan Rp70 miliar untuk mengisi peralatan dan sarana pendukung.
Bangunan ini juga akan dibagi ke dalam delapan kluster penelitian. Untuk pengerjaan proyeknya ditangani PT Umat Mandiri Berkemajuan, di bawah Umat Construction Testing and Trading.