Dikutip dari TRIBUNJOGJA.COM – Sampai saat ini, budaya menulis yang dirasa kurang masih menjadi penyebab rendahnya publikasi hasil penelitian Indonesia di tingkat internasional, terutama jumlah publikasi dan jumlah sitasi di jurnal ilmiah yang terindeks di pengindeks bereputasi internasional.
Kepala Divisi Jurnal dan Publikasi LP3M UMY, Dianita Sugiyo mengungkapkan pengembangan budaya dan kemampuan terutama motivasi menulis menjadi suatu tantangan dan permasalahan yang harus segera dapat diatasi.
“Rendahnya publikasi hasil penelitian juga disebabkan minimnya kemauan dan kemampuan menulis hasil-hasil penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat yang dapat dipublikasi di jurnal-jurnal ilmiah bermutu tinggi,” ungkapnya saat ditemui Tribunjogja.com di sela Workshop Pendampingan dan Percepatan Akreditasi Jurnal Ilmiah Elektronik pada Rabu (17/7/2019) di Hotel Melia Purosani.
Di sisi lain, fakta di lapangan menyatakan bahwa pengelolaan jurnal ilmiah juga perlu perhatian lebih serius dari pemerintah.
Yang mana setidaknya terdapat tiga permasalahan yang sering dihadapi oleh pengelola terbitan berkala, yakni sulitnya ketersediaan naskah artikel bermutu, pengelolaan jurnal ilmiah yang belum memenuhi standar sebagaimana yang diminta oleh akreditasi dan pengindeks, dan keberlanjutan (sustainability) pengelolaan jurnal ilmiah.
“Tidak mengherankan jika kemudian diseminasi hasil-hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui jurnal ilmiah nasional dan internasional masih rendah saat ini,” terangnya.
Menurutnya, jumlah naskah artikel bermutu sangat terbatas karena pada umumnya para peneliti belum mempunyai komitmen yang cukup untuk mempublikasikan hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui terbitan berkala ilmiah.
Di sisi lain motivasi melakukan penelitian belum diimbangi dengan tanggung jawab moral sebagai peneliti untuk menyebarluaskan hasil-hasil penelitiannya yang sangat berguna bagi masyarakat luas baik untuk kepentingan praktis maupun pengembangan teoritis.
Berdasarkan data terakhir di SINTA (http://sinta2.ristekdikti.go. id) sampai akhir Desember tahun 2018 sudah lebih dari 2279 jurnal sudah terakreditasi mulai dari Terakreditasi Peringkat 6 (Sinta 6) hingga Terakreditasi Peringkat 1 (Sinta 1).
Dianita mengatakan, peningkatan kualitas dan kuantitas jurnal terakreditasi nasional dan jurnal internasional bereputasi ini menjadi sesuatu yang penting dalam mewujudkan perguruan tinggi menjadi universitas riset.
“Disamping peningkatan jumlah dan kualitas riset di Indonesia, perlu dikembangkan juga media publikasi ilmiahnya agar artikel-artikel yang dihasilkan dari riset tersebut tidak semuanya diajukan ke jurnal di luar negeri saja, tetapi juga didiseminasi di jurnal-jurnal yang diterbitkan di Indonesia,” ungkapnya
Selain itu, menurutnya peningkatan aksesibilitas laman jurnal ilmiah di Indonesia menjadi sangat penting pada era global saat ini, untuk mendapatkan dampak ilmiah yang signifikan.